Jalalabad, Afganistan (ANTARA News) - Ratusan warga berdemonstrasi di jalan-jalan Afganistan timur pada Senin, sesudah seorang bapak dan puteranya diduga dibunuh tentara pimpinan Amerika Serikat (AS, kata gubernur dan saksi mata. Sekitar 200 orang berunjukrasa di daerah Khogyani di propinsi Nangarhar, berteriak "Kami ingin pengadilan atas yang bertanggung jawab atas kematian penduduk", kata saksi, seperti dikutip AFP. Sekutu pimpinan AS dan tentara Afganistan pada malam itu meronda di Khogyani ketika melihat pejuang memasang bom di jalan, kata Gubernur Khogyani Haji Zalmai Khan kepada AFP. "Mereka menembak dan membunuh pejuang itu di tempat, yang diikuti tembakan susulan dari pangkalan sekutu atas dugaan tempat persembunyian Taliban di daerah tersebut," kata Khan. "Salah satu peluru itu jatuh di rumah di desa terdekat dan menewaskan seorang bapak dan puteranya, yang adalah penduduk, bukan Taliban," ujarnya. Pasukan sekutu itu menyangkal menyebabkan korban penduduk di daerah Khogyani, tapi menyatakan tidak bisa memberikan rincian, karena gerakan mereka di daerah tersebut masih berlangsung pada Senin. Juru bicara Taliban, yang digulingkan dari kekuasaan pada ahir 2001 oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat, menyatakan menewaskan sepuluh tentara Amerika Serikat akibat ledakan jalanan di daerah itu. Seorang laki-laki dan satu anak-anak cedera pada tengah Maret sesudah tentara Inggris pimpinan NATO peronda kota bergolak Kandahar, Afgan selatan, menembaki mobil penduduk, kata saksi. Tentara menembak beberapa kali ke arah kendaraan itu, yang mendekati tentara itu saat mereka berjalan meronda di dekat stadion kota tersebut, kata wartawan AFP di tempat kejadian itu. Lebih dari 1.000 tentara Afganistan dan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO terlibat pertempuran besar dengan pejuang Taliban, yang terkumpul di desa kurang dari 20 kilometer dari kota itu pada pekan sebelumnya. Tentara gabungan pimpinan Amerika Serikat menewaskan tiga pria, dua anak-anak dan satu wanita dalam serangan di Afganistan tenggara, kata pejabat propinsi dan warga desa pada Rabu. Korban di kalangan warga merupakan masalah peka, karena merusak dukungan masyarakat pada kehadiran tentara asing dan pemerintah dukungan Barat Presiden Hamid Karzai. "Kami akan ikut jihad" dan "Matilah Bush!" teriak warga Desa Muqibel di propinsi Khost, tempat peristiwa itu terjadi malam sebelumnya. Tentara asing menyerang dua rumah berdekatan milik dua bersaudara dan menewaskan tiga pria, dua anak-anak dan satu wanita dari kedua bersaudara itu, kata gubernur Gul Qasim. Korban anak-anak itu, dua anak laki-laki berusia tidak lebih dari 10 tahun, mendapat luka peluru pada kepala dan dada, kata saksi. Satu kerumunan besar pria marah berkumpul ketika warga desa membantu imam setempat memandikan jenasah korban tersebut sebelum pemakaman. Wanita terdengar menjerit dan meratap di dalam rumah itu. "Saya mengutuk ini dengan keras," kata gubernur Khost Arsala Jamal kepada wartawan, "Pasukan Afganistan tidak terlibat. Itu merupakan pelanggaran atas janji tentara asing bahwa mereka akan menggalang gerakan dengan kami. Itu merupakan tantangan bagi kami dan itu mengasingkan rakyat." Gabungan pimpinan Amerika Serikat memiliki sekitar 7.000 tentara di Afganistan, yang terpisah dari ISAF, yang terlibat dalam gerakan anti-teror. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008