New York (ANTARA News) - Mata uang Uni Eropa (Euro) melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), setelah data ekonomi zona euro menurun dan jelang pertemuan Bank Sentral AS (the Federal Reserve/the Fed) yang diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunganya. Mata uang tunggal Uni Eropa turun menjadi 1,5513 dolar pada sekitar pukul 2100 GMT (0400 WIB) dari 1,5611 dolars pada akhir perdagangan Kamis di New York. Terhadap mata uang Jepang, dolar naik menjadi 107,87 yen dari 107,25 yen. Para pedagangan bereaksi terhadap indeks utama iklim bisnis Jerman yang turun ke posisi terendah 18 bulan pada Juni akibat tingginya harga minyak. Indeks yang dikalkulasi oleh lembaga riset ekonomi Ifo yang berbasis di Munich itu, turun tajam menjadi 101,3 poin dari 103,5 poin pada Mei. Sementara itu, purchasing managers index (PMI) zona euro yang dikompilasi oleh grup riset Markit, menyusut menjadi 49,5 poin pada Juni dari 51,1 poin pada Mei, menurut estimasi pendahuluan. Penurunan indek di bawah 50 poin mengindikasikan kontraksi kegiatan untuk pertama kalinya sejak Juli 2003. "Data memberikan kesan bahwa stagnasi dalam ekonomi zona euro sedang terjadi dan kemungkinan meningkat menjadi resesi," kata Ken Wattret, seorang analis pada BNP Paribas. Para analis mengatakan Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan menaikkan suku bunganya 25 basis poin pada 3 Juli, namun cakupannya kecil untuk kebijakan moneter ketat selanjutnya guna menahan melambungnya laju inflasi. Jennifer McKeown, ekonom pada konsultan Capital Economics mengatakan bahwa "tekanan inflasi dan sebuah prospek yang mantap untuk ekonomi Jerman akan mendorong ECB mempertahankan suku bunganyauntuk beberapa bulan." "Namun berlanjutnya fakta pelambatan dalam aktivitas zona euro dapat mendorong penurunan suku bunga signifikan pada tahun depan," kata dia. Para pelaku pasar juga sedang menunggu pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan dimulai Selasa yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga AS tak berubah pada 2,0 persen, kata para dealer. "Jika the Fed terus fokus kepada inflasi, ini sebuah sinyal kemungkinan AS mengakhiri penurunan suku bunganya," kata Kazuhiko Shibata, manajer Dresdner Bank, Tokyo. Para pedaganga akan fokus terhadap pernyataan the Fed pasca pertemuan untuk petunjuk prospek kenaikan suku bunga AS yang dapat mendorong greenback. The Fed telah memangkas suku bunga utamanya 3,25 persentase poin sejak krisis subprime mortgage meletus pertengahan 2007. Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar AS turun menjadi 1,0460 franc Swiss dari 1,0350 franc akhir Jumat lalu. Pound berada pada 1,9651 dolar, turun dari 1,9764 dolar. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008