Kualalumpur (ANTARA News) - Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi bebas dari mosi tidak percaya, karena partai Progresif Sabah (SAPP), salah satu anggota koalisi berkuasa Barisan Nasional (BN) gagal mengajukan mosi itu pada persidangan awal parlemen pada Senin.Anggota parlemen dari SAPP, yakni Chua Soon Bui (BN-Tawau) dan Eric Enchin Majimbun (BN-Sepanggar), tidak hadir di parlemen pada persidangan parlemen, yang dimulai pada Senin setelah reses, di parlemen Malaysia, Kuala Lumpur.SAPP pada pekan lalu menyatakan akan mengajukan mosi tidak percaya terhadap Badawi, yang juga ketua BN.Kedua anggota parlemen dari SAPP itu akan menggalang dukungan dari anggota lain parlemen tersebut untuk menambah jumlah pendukung mosi itu, tapi keduanya tidak hadir di sidang tersebut. Tidak ada keterangan atas ketidakhadiran mereka.Pada sidang hari pertama setelah masa reses itu, parlemen Malaysia diramaikan aksi empat anggota parlemen dari oposisi, yakni Tian Chua, N Gobalakrisnan, Zulkifli Noordin, dan Hee Loy Sian, yang menggunakan sepeda ke parlemen sebagai protes atas kebijakan pemerintah Malaysia menaikan harga bahan bakar pada 5 Juni 2008. Mereka mengayuh sepeda mulai dari Bank Negara hingga ke dalam kawasan gedung parlemen dalam waktu 10 menit. Pada hari pertama sidang parlemen itu, Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Hal Ehwal Pengguna Shahrir Samad menjelaskan kepada parlemen mengenai kebijakan kenaikan harga bahan bakar terkait dengan anggaran belanja serta dampaknya terhadap kenaikan harga barang lain dan inflasi. Alasan pertama mosi tidak percaya terhadap Pak Lah, panggilan akrab Badawi, ialah tidak ada langkah nyata berkaitan dengan masalah pendatang gelap, yang menyebabkan kedaulatan terancam, walau sudah seringkali disuarakan. Kedua, kenaikan harga bahan bakar, yang kurang direncanakan dengan matang, menyebabkan 16 persen rakyat miskin Malaysia, khususnya di Sabah (negeri termiskin di Malaysia) semakin msikin. Ketiga, SAPP merasa gagal dalam melaksanakan tanggungjawab selaku pemimpin pilihan rakyat jika ketidakpuasan hati rakyat Sabah terhadap sistem penyelenggaraan negara, yang tidak bagus, korupsi, boros, tidak berkemampuan dan mengabaikan akuntabilitas. Perkara sama disuarakan pemimpin lain partai utama dalam BN, UMNO, seperti, Ghapur Salleh, Anifah Aman dan Bung Mokhtar. Keempat, rakyat telah kehilangan kepercayaan terhadap kepemimpinan pemerintah di bawah Datuk Abdullah Ahmad Badawi. SAPP juga berpendapat bahwa jika pemimpin tidak dapat melaksanakan tanggungjawab dengan baik, ia seharusnya mundur dan diganti.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008