Malang (ANTARA News) - Dalam periode 2005 ingga 2008, sebanyak tiga anak usia di bawah lima tahun (balita) yang terinveksi virus dan sindroma merapuhnya kekebalan tubuh (HIV/AIDS) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dr. Agus Wahyu Arifin, Senin, mengakui bahwa ketiga balita yang meninggal itu semuanya mengidap HIV/AIDS sejak lahir, bahkan sejak dalam kandungan, karena ketiganya tertular dari ibunya yang juga mengidap penyakit mematikan itu.
"Pada tahun 2005, satu balita yang meninggal, 2007 satu dan 2008 juga satu balita lagi yang meninggal, bahkan baru beberapa hari lalu dan sekarang belum sampai tujuh harinya", katanya di Malang.
Ia mengakui, balita yang terlahir sudah membawa HIV/AIDS biasanya tidak mampu bertahan lama, karena kekebalan tubuhnya tidak sama dengan pengidap HIV yang sudah dewasa, sehingga mereka hanya bertahan hidup cukup singkat.
Menurut dia, sejak kelahiran bayi pengidap HIV/AIDS, apalagi yang lahir dari pasangan yang sama-sama mengidap penyakit itu, terus dipantau secara serius oleh Dinkes. Namun karena kondisi kesehatan dan kekebalan tubuhnya tidak sekuat penderita dewasa, maka dalam waktu tidak lama setelah lahir juga meninggal.
Menyinggung jumlah total penderita HIV/AIDS yang berusia belia termasuk balita, mantan direktur Badan Rumah Sakit Daerah (BRSD) Kepanjen itu mengatakan, sekarang tidak ada, karena yang baru dilahirkan dalam waktu tidak lama meninggal.
Ia mengemukakan, untuk jumlah total penderita HIV/AIDS sejak tahun 1991 hingga Juni 2008 tercatat sebanyak 232 orang dan sebagian besar masih berusia produktif, antara 25 tahun hingga 50 tahun.
"Kita sekarang juga gencar melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang HIV/AIDS, baik yang dilakukan oleh dinas maupun para relawan, termasuk pendampingan dan terapi bagi penderita secara kontinyu", katanya menegaskan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008