Jakarta (ANTARA News) - Solidaritas Mahasiswa Universitas Nasional (Unas) mendesak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk segera menggelar sidang etik kedokteran terhadap dokter di RS Pertamina, RS Kramat Jati, dan Poliklinik Polres Metro Jaksel. Menurut Koordinator Solidaritas Mahasiswa Unas, Arton, di Kantor IDI Jakarta, Senin, semua pihak tersebut harus diperiksa karena terkait dengan kematian Maftuh Fauzi dan perawatan korban luka yang tidak memadai akibat pemukulan polisi. Khusus untuk dokter dari RS Pusat Pertamina (RSPP), mahasiswa meminta agar IDI melakukan pemeriksaan melalui sidang majelis etik kedokteran karena dokter RSPP menyatakan almarhum Maftuh terinfeksi HIV. "Pernyataan pertama pihak RSPP menyatakan Maftuh meninggal akibat mengalami gagal jantung karena infeksi sistemik. Pernyataan ini kemudian berubah menjadi Maftuh meninggal karena HIV," kata Arton. Ia mengutarakan pendapatnya, pernyataan pihak dokter RSPP jelas terburu-buru karena tanpa didahului hasil otopsi. Mahasiswa Unas juga mempertanyakan proses otopsi yang dilakukan bukan di Jakarta tetapi di daerah asal Maftuh yaitu di Kebumen, Jawa Tengah. Sementara itu, pengurus LBH Jakarta yang mendampingi mahasiswa Unas, Gatot mengemukakan, pernyataan yang dikeluarkan oleh dokter RSPP terlalu dini karena seharusnya melewati proses otopsi terlebih dahulu. "Pernyataan Maftuh terinfeksi HIV itu menjadi semacam proses penghakiman," kata Gatot. Baik pihak LBH Jakarta maupun mahasiswa Unas meminta agar IDI mengawal dan mengawasi proses otopsi terhadap almarhum Maftuh Fauzi. Sebelumnya, jenazah Maftuh sempat diautopsi di kamar jenazah RSUD Kebumen, Sabtu (21/6), dengan melibatkan tim forensik gabungan dari RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dan Fakultas Kedokteran Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Menurut Ketua Tim Forensik RSUD Margono Soekarjo, dr. M. Zaenuri Samsul Hidayat, pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kematian mahasiswa jurusan Sastra Inggris angkatan 2003 tersebut sehingga pihaknya mengambil sampel otak, hati, darah, untuk diteliti oleh Laboratorium Fakultas Kedokteran Undip. "Hasil pemeriksaan oleh laboratorium baru dapat diketahui satu minggu mendatang," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008