Makassar (ANTARA News) - Banjir yang melanda Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) menewaskan enam orang warga dan empat orang lainnya dinyatakan hilang serta 30 rumah hanyut terbawa banjir. "Informasi terbaru yang kami terima korban tewas sudah enam orang dan empat orang lainnya dinyatakan hilang," jelas koordinator tim Search and Rescue (SAR) gabungan Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Negeri Makassar (UNM), Arham di Makassar, Minggu. Menurutnya, tim SAR gabungan ini akan berangkat ke Polman, Sulbar, Minggu petang untuk membantu tim SAR lainnya yang sudah berada di Polman. Tim SAR yang akan berangkat ini berjumlah 20 orang terdiri dari SAR Unhas dan SAR UNM. "Tugas kami disana untuk membantu teman-teman SAR yang sudah lebih dahulu berada di Polman, tapi kami fokus pada waarga yang terisolir banjir dan mendirikan posko-posko tambahan," katanya. Dalam pemberangkatan gelombang tim SAR gelombang kedua ini pihaknya akan membawa 20 peraahu karet dan obat-obatan karena perahu dan obat-obatan dianggap lebih dibutuhkan daripaada yang lainnya. Sebelumnya diberitakan, 30 rumah warga di Kecamatan Tinambung dan Wonomulyo, Kabupaten Polman, Sulbar hanyut terbawa arus yang cukup deras semalam. Sedang kantor-kantor pemerintah dan fasilitas umum seperti rumah ibadah, pasar dan sekolah hinga kini masih teredam air setinggi satu meter. Tim SAR Unhas sudah diturunkan sejak kemarin untuk bergabung bersama Satkorlak dan Satlak di lokasi banjir. Untuk membantu warga yang kehilangan tempat tinggal, pemerintah setempat dan tim gabungan penanggulangan bencana membuatkan tenda-tenda di lokasi yang lebih tinggi. "Hingga saat ini tim gabungan di lapangan masih berusaha mengevakuasi warga, termasuk mencari yang hilang," katanya. Menurutnya, akses jalan yang cukup sulit menjadi salah satu penyebab bantuan dari pemerintah setempat masih sulit diperoleh. "Jembatan putus di Majene, begitu pula jalan yang airnya masih setinggi lutut masih menyulitkan arus transportasi yang menghubungkan ke Majene, Ibukota Sulbar," jelasnya. Akibat kondisi tersebut, lanjutnya, jalur yang menghubungkan antara Sulbar dan Sulawesi Tengah (Sulteng) yakni trans Sulawesi hingga saat ini masih terputus. Banyak kendaraan yang memaksakan melewati jalur tersebut, terpaksa mogok di tengah jalan, karena mesin kendaraannya terendam air.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009