Wina, (ANTARA News) - Untuk pertama kalinya dalam 24 tahun, Spanyol akhirnya melangkah ke semifinal besar setelah mengalahkan Italia 4-2 melalui adu penalti di perempat-final Euro 2008 di Stadion Ernst Happel, Wina, Austria, Senin dinihari WIB. Tim Matador itu akan berhadapan dengan tim kuda hitam Rusia pada pertandingan semifinal, Jumat dinihari WIB mendatang. Penjaga gawang Iker Casillas dan pemain muda Cesc Fabregas menjadi pahlawan kemenangan Spanyol dengan menggagalkan dua tendangan penalti serta sukses mengeksekusi penalti terakhir. Inilah untuk pertama kalinya Spanyol berhasil melaju sampai ke babak empat besar sejak menjadi finalis di Euro 1984. Kemenangan tersebut juga untuk pertama kalinya menghadapi Italia di turnamen penting diluar Olimpiade. "Adu penalti itu ibarat lotre dan hanya soal waktu bagi kami untuk tampil sebagai juara. Kami pantas untuk mendapatkannya," kata Iker Casillas usai pertandingan. "Kemenangan ini sangat penting bagi kami karena tim kami belum pernah lolos melebihi perempat-final. Pertandingan berlangsung ketat kami banyak mendapat tekanan, tapi kalah melalui adu penalti pasti akan lebih menyakitkan," kata kiper Real Madrid itu. "Sekarang para pendukung dapat menikmati kemenangan ini karena kami akhirnya sampai juga ke semifinal," katanya. Pertandingan berlangsung tanpa gol meski sudah bertanding selama 120 menit karena ketatnya pertahanan kedua tim. Pemenang pun harus ditentukan melalui adu penalti. "Pertanidngan berjalan sangat imbang. Italia adalah tim yang sulit dikalahkan dan sangat berbahaya saat melakukan serangan balik," kata Luis Aragones, pelatih Spanyol. Roberto Donadoni, pelatih Italia menambahkan: "Saya kira pemain Italia tetap bisa pulang dengan kepala tegak. Mereka telah memberikan semua yang mereka miliki." Spanyol merupakan satu-satunya juara grup di Euro 2008 yang berhasil lolos sampai ke semifinal setelah Portugal, Kroasia dan Belanda diluar dugaan tersingkir. Spanyol Frustrasi Pertandingan yang berlangsung di Stadion Ernst Happel itu berlangsung ketat sejak awal karena kedua tim tampil sangat hati-hati dan tidak mau kecolongan. Spanyol yang lebih menguasai pertandingan, menjadi frustrasi oleh ketatnya pertahanan Italia dan mereka sudah mendapatkan kembali pertahanan yang solid setelah sempat tertatih-tatih pada pertandingan penyisihan grup. Peluang terbaik bagi Spanyol diperoleh David Silva ketika tendangan kerasnya masih melebar, sementara tendangan bebas rekannya David Villa berhasil ditangkap kiper Gianluigi Buffon. Italia hampir saja mencetak gol lebih dulu ketika sundulan Simone Perrotta yang menyambut umpan silang Massimo Ambrosini dengan mudah diantisipasi kiper Iker Casillas. Pada menit ke-56, Spanyol kembali mendapat peluang ketika Torres berhasil menaklukkan Christian Panucci dan kemudian memberikan umpan matang kepada rekannya David Villa. Namun tendangan Vila berhasil dipatahkan oleh Giorgio Chiellini. Pertandingan berjalan semakin menarik dan menegangkan ketika Italia hampir saja menjebol gawang Spanyol setelah terjadi kemelut di depan gawang Casillas. Beruntung kiper Real Madrid itu berhasil menghadang dengan kaki kiri tendangan pemain pengganti Mauro Camoranesi. Setelah mendapat peluang, Italia mulai bersemangat untuk memulai inisiatif serangan, namun sundulan Luca Toni yang menyambut umpan silang Gianluca Zambrotta masih melenceng. Sepuluh menit menjelang babak reguler usai, Marcos Senna melancarkan tendangan keras dan hampir saja menghasilkan gol ketika bola tangkapan kiper Buffon lepas dan meluncur ke arah gawang, tapi beruntung bola tersebut menerpa mistar sebelum dikuasai Buffon. Babak perpanjangan waktu berjalan lebih menarik karena terjadi lebih banyak peluang bagi kedua tim untuk menciptakan gol. Kemenangan tersebut membuat Spanyol berhasil mematahkan rekor kegagalan melalui adu penalti. Mereka dikalahkan Belgia pada Piala Dunia 1986, Inggris pada Euro 1996 di Inggris, tuan rumah Korea Selatan di Piala Dunia 2002. Semua kekalahan itu terjadi di perempat-final dan kebetulan pada tanggal yang sama, yaitu 22 Juni.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008