Nah begitu ada sedikit awal api itu akan menjadi cukup besar. Yang jadi kendala kita adalah sebagian besar lokasi-lokasi yang masih mempunyai bio massa tinggi itu adalah di areal-areal gambut

Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ruandha Agung Sugardiman mengatakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Australia kemungkinan memicu terjadinya kebakaran di Kalimantan.

"Ya memang kondisinya saat ini El Nino normal tapi ini diperparah dengan adanya kebakaran di Australia yang arah anginnya sekarang itu dari tenggara menuju ke barat laut. Nah sehingga udara kering dari Malaysia itu menambah potensi terjadinya kebakaran ini," katanya kepada wartawan usai peresmian Wahana Ozon di Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP Iptek), Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Senin.

Menurut dia, dengan keadaan udara di Indonesia yang saat ini sedang kering, maka bio massa atau hutan-hutan di wilayah Tanah Air juga menjadi cukup kering. Kondisi kering tersebut akan menyebabkan hutan, gambut, dan lahan mudah terbakar, sehingga itu perlu diwaspadai.

"Nah begitu ada sedikit awal api itu akan menjadi cukup besar. Yang jadi kendala kita adalah sebagian besar lokasi-lokasi yang masih mempunyai bio massa tinggi itu adalah di areal-areal gambut. Sehingga itu yang menyebabkan asapnya semakin tebal itu, karena mempunyai partikel-partikel dari gambut ini yang cukup mengganggu kesehatan," ujar Ruandha.

Ia berharap luasan areal yang terbakar pada periode Januari sampai Agustus 2019 tidak lebih luas dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Baca juga: Kaltara korban asap kiriman dari karhutla 4 provinsi di Kalimantan

Hingga saat ini masih terdeteksi titik panas (hotspot) di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan, sedangkan di Kalimantan Utara mendapat asap karhutla kiriman empat provinsi tersebut di Pulau Kalimantan yang memiliki banyak titik api.

"Sebaran asap yang terjadi di Kabupaten Nunukan merupakan dampak kiriman dari wilayah lain, di mana arah angin dominan dari tenggara barat daya menuju barat laut dan utara timur laut sehingga tampak udara kelihatan berkabut hampir di seluruh wilayah Kabupaten Nunukan," kata PMG Pertama BMKG Nunukan, Taufik Rahman di Nunukan, Minggu sore (15/9).

Dampak dari sebaran asap karhutla tersebut berpotensi buruk dari kesehatan dan berbahaya bagi keselamatan jasa transportasi darat, laut, dan udara karena bisa mengurangi jarak pandang menjadi hanya 1,5 kilometer.

Baca juga: Banyak binatang terbakar saat kebakaran lahan di Kotawaringin Timur
Baca juga: Belitung diselimuti kabut asap karhutla kiriman dari Kalimantan

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019