salah satunya Kampung Kita. Nanti ini akan di-'sharing' kepada daerah lain bagaimana kita mulai membangun, kemudian hasilnya seperti apa sekarang
Tangerang (ANTARA) - Kota Tangerang terpilih untuk tuan rumah pelaksanaan Knowledge Management Forum (KMF) 2019 karena pemerintah daerah setempat dinilai mendukung dan berkomitmen dalam membangun kota yang memiliki ketahanan iklim secara berkelanjutan, kata Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin.
"Kota Tangerang sudah melakukan penghijauan melalui program yang mengubah pola pikir masyarakat, salah satunya Kampung Kita. Nanti ini akan di-'sharing' kepada daerah lain bagaimana kita mulai membangun, kemudian hasilnya seperti apa sekarang," katanya di Tangerang, Senin.
Ia berharap, melalui KMF 2019 yang menjadi wadah seluruh pemerintah kota di Indonesia saling berbagi pengalaman, belajar, dan berdialog dengan institusi atau lembaga terkait yang berfokus pada isu-isu perubahan iklim itu, bisa memberikan solusi dan penanganan ketahanan iklim di wilayah perkotaan.
"Dengan adanya forum ini semoga membantu menjawab tantangan dalam adaptasi dan kerja sama kita untuk melakukan mitigasi yang terencana dan terukur," ujarnya.
Knowledge Management Forum (KMF) 2019 digagas International Urban Cooperation (IUC) bekerja sama dengan The United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG Aspac), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), dan Global Covenant of Mayor (GCoM) Asia Tenggara.
Kegiatan selama 16-17 September 2019 itu, diisi dengan berbagai dialog dan diskusi panel yang menghadirkan berbagai narasumber, antara lain dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi), Yayasan Rumah Energi, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI.
Baca juga: Palembang-Delegasi UCLG Aspac bahas rencana aksi perubahan iklim
Menurut Sachrudin, banyak tantangan terkait dengan iklim yang memerlukan penanganan segara, seperti kurangnya sumber daya, baik material maupun manusia, yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan kerangka kerja, strategi dalam perencanaan, pengimplementasian, serta pemantauan pengurangan emisi karbondioksida.
"Ini yang menjadi tantangan kita bagaimana beradaptasi dengan dampak perubahan iklim, sedangkan di sisi lain kita juga harus memenuhi target penurunan emisi gas rumah kaca sebanyak 29 persen di tahun 2030," kata dia.
Baca juga: GGGI: Komitmen kementerian-pemprov kunci kendalikan perubahan iklim
Baca juga: Jokowi minta sikap sigap dan waspada hadapi krisis iklim dan bencana
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019