Jakarta (ANTARA News) - Desakan dari beberapa pengurus Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) meminta Hasanuddin Yusuf mundur dari jabatan Ketua Umum Komite Pemuda Nasional Indoesia (KNPI) dinilai kurang beralasan. "Apalagi desakan itu hanya beralasan kinerja dan isi buku karya mantan isteri Hasanuddin Yusuf," kata Ketua PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Muslim Hafidz kepada wartawan di Jakarta, Minggu. Menurut dia, desakan para OKP itu tidak beralasan. "Apalagi banyak nama organisasi yang dicatut seperti HMI dan PII. Saya selaku pimpinan di PB HMI tidak ada kebijakan goyang-menggoyang pimpinan OKP lain," katanya. Wakil Sekjen Ikatan Alumni UIN Syarif Hidayatullah (ILUIN) itu menambahkan, seharusnya para pemuda bersatu dan tidak dipecah belah seperti saat ini. Muslim juga berharap agar para OKP bersabar karena kongres KNPI juga akan digelar pada bulan Oktober 2008. "Artinya, kepemimpinan Hasanuddin di KNPI juga akan berganti secara konstitusional. Jadi sabar saja, jangan mau diprovokasi oleh pihak di luar KNPI," ujarnyaapnya. Sebelumnya Ketua Umum Pemuda Islam Indonesia (PII) Zaid Makarma juga memprotes organisasinya dicatut. Menurut Zaid, PII tidak pernah terlibat konflik di dalam tubuh KNPI. "Jadi saya tegaskan, PII tidak pernah mengirimkan utusan dalam acara yang digelar beberapa orang yang mengaku dari pengurus OKP yang menuntut mundurnya Hasanudin Yusuf sebagai Ketua Umum DPP KNPI," katanya. Karena itu, katanya, PII akan melakukan penelusuran tentang identitas yang mengatasnamakan PII. Sementara mantan istrinya Hasanuddin, Amy Alutfu Sinaga mengaku terkejut karena dalam bukunya dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk menyerang pribadi mantan suaminya yang kini menjabat Ketua Umum KNPI, Hasanuddin Yusuf. Menurut Amy, pada bukunya halaman 39 yang menjadi polemik sekarang adalah karena kekhilafannya sebagai manusia dan tidak benar. "Padahal awal proses editing, saya meminta penerbit untuk merevisi halaman 39 yang agak menyudutkan mantan suami saya. Tapi kok tetap terbit," ujar Amy. Sementara saat dihubungi via telepon, Hasanuddin mengaku prihatin jika ada upaya mendesak dirinya mundur dari jabatan Ketua KNPI. Padahal, kata Hasanuddin yang juga Ketua Umum Partai Pemuda Indonesia (PPI) ini, kongres KNPI tinggal beberapa bulan lagi. Dia menegaskan, isi buku itu tidak benar karena saya mengetahui sejak awal bahwa ada pihak yang "bermain" dibalik itu semua. Hasanuddin meminta agar oknum yang "menyerangnya" jangan dibiasakan melakukan pembunuhan karakter seseorang dengan cara seperti itu. "Jika masalahnya adalah isi buku mantan isteri saya, itu semua sudah diklarifikasi olehnya. Kalau menyangkut kinerja lemah di KNPI, siapa yang bilang. Beberapa program kerja sudah saya jalankan secara matang," katanya. Hasanuddin mensinyalir ada gerakan sistematis yang ingin menggembosi Partai Pemuda Indonesia (PPI) pada pemilu 2009. "Arahnya pasti penggembosan PPI. Padahal PPI sama sekali tak terkait dengan KNPI. Aktivis KNPI boleh berpartai dan itu dilegalkan dalam AD/ART KNPI," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008