Bangkok (ANTARA News) - Perdana Menteri Thailand Samak Sundaravej membela dirinya dan pemerintahnya, Minggu dalam menghadapi ribuan pengunjukrasa yang berkemah dekat Gedung Pemerintah (kantor perdana menteri) menyerukan pengunduran diri dia. Dalam pernyataan pertamanya pada publik sejak aksi unjukrasa Jumat di kantor pemerintah oleh Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD), Samak, 73 tahun , yang dipilih Desember lalu, menegaskan keinginannya untuk tetap pada jabatannya. "Jalan yang saya tempuh untuk berkuasa adalah sah dan pemerintah saya sesuai dengan undang-undang," katanya dalam pidato televisi mingguannya. Kendatipun tekadnya itu, ia mengatakan ia tidak akan mengerahkan polisi atau tentara untuk membubarkan unjukrasa PAD dekat kantor perdana menteri, satu tindakan yang akan memicu kecemasan di kalangan para investor di sebuah negara yang dilanda konflik politik itu. "Saya akan tetap sabar demi negara kita dan akan melihat siapa yang dapat lebih toleran. Saya yakin bahwa saya dapat menangani situasi itu. Saya akan menghindari bentrokan dengan PAD. Pada hari Senin, saya akan bekerja di kantor perdana menteri. Ada pintu-pintu lain terbuka bagi saya untuk masuk," katanya seperti dilaporkan Reuters. Samak, yang menang akibat dukungan jutaan pemilih di pedesaan dengan janji akan menghidupkan kembali kebijakan yang berpihak pada rakyat yang dijalankan mantan PM Thaksin Shinawatra, menimbulkan kekuatiran terjadi kudeta bulan lalu ketika ia berikrar akan menindak tegas unjukrasa PAD yang telah berlangsung empat pekan itu. Ia kemudian mengalah ketika polisi dan militer menegaskan mereka tidak ingin terjadi bentrokan. Pada akhir pekan, ribuan orang terutama dari masyarakat kelas menengah Bangkok berunjukrasa dekat Gedung Pemerintah setelah sejumlah anggota PAD diizinkan melintasi garis-garis polisi, Jumat menghindari bentrokan. "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dalam satu atau dua hari ke depan, tetapi misi kami masih tetap sama," kata mantan jenderal Chamlong Srimuang, yang memimpin PAD yang anti Thaksin bersama dengan sejumlah ilmuwan, pendukung raja dan pengusaha. "Kami datang ke sini untuk mengemukakan kepada mereka agar mundur," katanya, Sabtu. Ia membantu memimpin unjukrasa PAD yang berakhir digulingkannya Thaksin dalam kudeta tahun 2006. Samak mengatakan pemerintah setuju melakukan satu debat di Senat, Senin dan parlemen akan mendengar satu mosi tidak percaya yang diajukan oposisi terhadap dia dan tujuh menteri lainnya, Selasa, membantu meredakan ketegangan politik. Dengan mayoritas di parlemen, koalisi enam partai pimpinan Samak tidak berbahaya dalam mosi itu. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008