Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menangkap isyarat dari ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia mengenai nama-nama calon menteri dalam kabinet.
"Tadi Adinda Bahlil menyorong-nyorongkan dan merekomendasikan beberapa yang hadir di sini. Tadi beliau menunjuk-nunjuk Abang Luthfi, menunjuk-nunjuk ketua Kadin abang Roeslan. Tapi saya tahu, adinda Bahlil ini pinter. Sebetulnya beliau menyorongkan diri sendiri," kata Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Musyawarah Nasional XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta, Senin.
Sebelumnya Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadalila menyebutkan sejumlah anggota HIPMI yang dianggap layak menjadi menteri kabinet Presiden Jokowi seperti mantan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi dan Ketua Kadin periode 2015-2020 Rosan Roeslani.
Baca juga: Jokowi diharapkan pilih menteri ekonomi dari kalangan profesional
"Tapi ditutup oleh beliau berdua tadi biar tidak kelihatan, tapi kelihatan sekali. Saya nangkep, saya nangkep, saya nangkep. Beliau berdua pesaingmu loh," tambah Presiden yang ditanggapi dengan teriakan oleh para peserta munas HIMPI.
Presiden pada silaturahmi HIPMI 26 Mei 2019 lalu pernah menyebutkan bahwa Bahlil cocok menjadi menteri karena pintar membawa suasana dan cerdas.
"Apalagi adinda Bahlil akan sama dengan saya yaitu akan sama-sama menjadi alumni HIPMI. Mudah-mudahan nyalinya tetap besar walaupun sudah tidak jadi ketua umum lagi. Terima kasih kepada keluarga besar HIPMI yang selama ini telah membangun kemitraan strategis dengan pemerintah dan ke depan hal tersebut harus terus kita lanjutkan," tambah Presiden.
Baca juga: Pengamat nilai menteri dari kalangan muda cocok untuk tim ekonomi
Presiden pun berharap HIPMI dapat menjadi himpunan para inovator dan para pengusaha muda kelas dunia.
"Himpunan para pemenang kompetisi dalam kompetisi global. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada adinda Bahlil yang sebentar lagi menuntaskan jabatannya," ungkap Presiden.
Dalam sambutannya, Presiden juga mengatakan pemerintah akan terus bekerja keras untuk menyingkirkan hambatan-hambatan investasi.
"Agar bersamaan dengan revolusi konsumen tahun depan, kita benar-benar bisa menjadi magnet investasi dan kita harapkan kita bisa mengalahkan negara-negara lain. karena tidak semua negara punya raksasa konsumen seperti yang kita miliki saat ini," tambah Presiden.
Menurut Presiden, pada 2020 di Indonesia akan ada 141 juta penduduk yang naik kelas menjadi "middle class and a fluent consumers". Jumlah tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding 5 tahun lalu yang jumlahnya hanya sekitar 70 juta orang.
"Kelemahan kita menurut saya, terutama yang muda-muda ini adalah sulit dan enggan untuk 'berpartner'. Ini penting sekali. Bermitra. Sekarang ini kesempatan besar agar bapak ibu mendapatkan mitra. Saya yakin akan banyak sekali investasi yang akan masuk. Jadikan mereka mitra," ungkap Presiden.
Langkah menjadi mitra itu pun baru langkah separuh jalan karena langkah selanjutnya adalah revolusi "mind set".
"Modal kedua yang penting adalah revolusi mindset sehingga mampu memanfaatkan revolusi konsumi yang ada dengan cara memperkuat industrialisasi, memperkuat hilirisasi, dan memperkuat daya saing ekonomi kita. Terus harus kita perbaiki," tambah Presiden.
Bahlil dalam sambutannya mengatakan bahwa ia sudah bertugas sebagai ketum HIPMI selama 4,5 tahun.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada istri saya karena 4,5 tahun saya izin gak pulang-pulang alasannya satu, mengurus HIPMI, tenang setelah ini kalian saya urus kalian, kecuali saya dapat tugas baru untuk diurus," kata Bahlil dan disambut teriakan para peserta munas HIPMI.
Hadir dalam acara pembukaan tersebut sejumlah pejabat negara seperti ketua DPR Bambang Soesatyo, ketua DPD Oesman Sapta Odang, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Jaksa Agung HM Prasetyo, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Bahlil Lahadalia, mantan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi, Ketua Kadin periode 2015 - 2020 Rosan Roeslani, pendiri HIPMI Abdul Latif dan tokoh lainnya.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019