Chengdu (ANTARA News) - Jiang Xiaojuan, wanita polisi yang terkenal di kalangan rakyat China karena memberi ASI kepada bayi yatim-piatu setelah gempa 12 Mei, secara resmi telah dinaikkan pangkatnya satu tingkat di biro polisi lokal, kendati ada kontroversi di negeri itu mengenai pengangkatan tersebut.
Jiang diangkat menjadi anggota Komite Biro Keamanan Masyarakat Jiangyou, Partai Komunis China (CPC), dan Wakil Komisaris Biro itu, Kamis, kata seorang pejabat bermarga Su dari departemen organisasi Komite CPC Jiangyou, Provinsi Sichuan, kepada Xinhua, Sabtu.
Jiang saat ini melakukan pidato keliling dan akan memangku jabatan segera setelah ia kembali ke Jiangyou, kata pejabat tersebut.
Su membantah laporan media bahwa pengangkatan itu telah ditangguhkan akibat kontroversi.
Banyak orang menyampaikan keberatan ketika pemerintah Jiangyou meminta pendapat masyarakat setelah melakukan pengangkatan. Mereka mengatakan satu posisi resmi tak boleh digunakan untuk mempromoasikan seorang contoh moral.
"Pengangkatan semacam itu akan menyulut kegiatan spekulasi," tulis satu anggota masyarakat pengguna Internet yang bernama "West Line" di forum Internet terkemuka forum.xinhuanet.com, sementara seorang lagi menyatakan promosi mesti dilandasi atas kemampuan seseorang.
Tetapi ada banyak juga pendukung pengangkatan Jiang. Mereka mengatakan apa yang dilakukannya memperlihatkan bahwa ia adalah seorang petugas negara yang baik.
Su, pejabat di Jiangyou, memuji perdebatan tersebut, dan mengatakan, "Itu memperlihatkan masyarakat tertarik pada promosi para pejabat pemerintah dan antusiasme mereka pada politik."
Namun Su mengatakan, "Kami telah melewati prosedur yang seharusnya dan percaya ia memenuhi syara untuk posisi barunya."
Jiang (30), ibu satu anak yang berusia enam bulan, menitipkan bayinya sendiri pada kedua orang-tuanya dan ikut dalam kegiatan pertolongan bencana setelah gempa Sichuan.
Karena terdorong oleh nasib buruk banyak bayi yang terpisah dari ibu mereka, Jiang akhirnya memberi ASI kepada sembilan bayi. Gambar saat ia menyusui tersebar di seluruh negeri tersebut, sehingga ia diberi nama julukan "ibu polisi".
Sejak itu, ia telah mendapat sebutan penghargaan seperti "pahlawan dan personil polisi panutan" dari Kementerian Layanan Masyarakat dan Departemen Organisasi Komit Pusat CPC. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008