Kabul (ANTARA News) - Hamir 100 tentara termasuk militan terkait-al Qaida tewas dalam operasi dekat kota strategis Kandahar pekan ini, seorang pejabat penting militer mengatakan Sabtu, meningkatkan jumlah sebelumnya. Pemerintah mengatakan pada awalnya bahwa sebanyak 56 gerilyawan telah tewas dalam operasi terhadap ratusan dari mereka yang berkumpul di distrik Arghandab persis di luar kota yang resah itu setelah penjebolan penjara di kota tersebut pekan lalu. "Korban musuh itu sangat tinggi," Jenderal Sher Mohammad Karimi, kepala operasi Tentara Afghanistan yang dilatih-AS -- yang memberi pembaruan pada operasi itu -- mengatakan pada konferensi pers di Kabul, seperti dikutip AFP. "Jenasah 94 musuh telah dihitung oleh personil kami," katanya, dan menambahkan sebagian besar dari korban adalah "orang asing". Ia merujuk pada pejuang Arab dan Pakistan yang dikatakan dari al Qaida. Dua polisi negara Afghanistan juga tewas, ia menambahkan. Jenderal itu mengatakan hampir 30 pejuang yang tertangkap diduga telah melarikan diri dari penjara "tapi delapan dari mereka tertangkap dengan senjata mereka di bahu mereka dan sudah mengaku merupakan tawanan yang telah melarikan diri. Karimi mengatakan tentaranya didukung oleh sekutu NATO, yang telah mengerahkan ribuan tentara di Afghanistan untuk membantu Kabul melawan pemberontakan yang meningkat, membersihkan distrik itu. "Masih mungkin ada beberapa Taliban di tempat persembunyian. Operasi pencarian sedang berlangsung," katanya, menambahkan distrik itu mungkin akan dinyatakan sebagai "bebas-dari-musuh" Senin. Penambahan Taliban di Arghandab telah menimbulkan tantangan baru pada Presiden Hamid Karzai ketika ia berusaha untuk mengatasi tahap paling berdarah dari pemberontakan yang dilancarkan setelah gerakan garis keras itu jatuh pada 2001. Gerilyawan menganggap distrik itu sebagai batu loncatan strategis ke arah tujuan mereka yakni mengambilalih Kandahar, kota tempat gerakan itu naik ke kekuasaan pada 1996. Karimi juga mengatakan bahwa militer mengetahui Taliban telah merencanakan untuk merebut kembali Kandahar dari Arghandab. "Kami memiliki data intelijen bahwa mereka (Taliban) telah merencanakan serangan di Kandahar," katanya, menambahkan "Kami telah merencanakan operasi terhadap mereka di distrik Khakriz sebelum mereka datang ke Arghandab. "Namun penjebolan penjara yang merupakan keberhasilan bagi Taliban telah mengubah rencana operasi kami," ia menambahkan. Taliban berupaya untuk menjatuhkan pemerintah Karzai dukungan-AS melalui pemberontakan yang telah memperoleh langkah dalam dua tahun terakhir, meskipun lebih dari 70.000 tentara asing di Afghanistan berusaha untuk memerangi gerilyawan lagi.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008