Bengkulu (ANTARA News) - Untuk melindungi warga dari penyakit rebies, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu akan membunuh 1.000 ekor anjing selama 2008. "Pembunuhan anjing liar yang diduga mengindap rabies terus kita lakukan tiap tahun, ini semata-mata guna melindungi masyarakat dari penyebaran penyakit itu," kata Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, Irianto Abdullah di Bengkulu, Sabtu. Pembunuhan akan dilakukan dengan memberikan daging yang dicampur racun, dan pelaksanaannya pada malam hari. Untuk menghindari adanya anjing peliharaan warga menjadi korban, sebelum pembunuhan dilakukan petugas dari Disnakeswan memberitahu masyarakat terutama yang memiliki anjing agar mengandangkan hewan peliharaannya itu. Di Provinsi Bengkulu cukup banyak masyarakat yang memelihara anjing baik untuk kegiatan berburu ataupun menjaga rumah, dan tidak sedikit harganya mencapai puluhan juta per ekor. Selain melakukan pembunuhan, Disnakeswannas juga secara rutin pro-aktif memvaksin anjing dan binatang pembawa rabies lainnya, dan meminta masyarakat untuk memvaksin hewan peliharannya. "Untuk vaksinasi kita menyedikan 30 ribu dosis, dan akan ditambah jika terjadi kekurangan," ujarnya. Menurut dia, kesadaran masyarkat untuk mem-vaksin binatang peliharaannya kini mulai tinggi, setelah terus diberikan penjelasan kegunaan vaksin itu untuk mencegah agar tak tertuliar panyakit rabies. Sebelumnya, memang ada semacamanggapan setelah divaksin anjing akan lemah. Sebagian besar pemilik anjing merupakan pemburu, jadi mereka enggan memvaksin karena hewannya akan lemah dan tidak ganas lagi. "Setelah divaksin memang anjing akan terlihat loyo, karena itu harus diistirahatkan dulu minimal satu minggu, baru kembali normal," katanya. Irianto juga menjelaskan, pihaknya bersama dinas kesehatan se-Sumatera sepakat bahwa paling lambat 2015 wilayah Sumatera sudah terbebas dari penyakit penyakit rabies. "Sebenarnya program 2015 bebas rabies telah lama kita cetuskan, tapi hal itu kembali ditegaskan pada pertemuan para Kepala Dinas Peternakan se-Sumatera pada 18-19 Desember 2007 di Pelambang, Sumsel," katanya. Guna merealisasikan target itu, Dinas Peternakan se-Sumatera akan terus melakukan koordinasi dalam pemberantasan penyakit yang ditularkan oleh gigitan hewan pembawa rebies (HPR) tersebut. Menurut dia, seluruh provinsi di Sumatera merupakan endemis rabies dengan jumlah penderita setiap tahunnya cukup banyak. Di Provinsi Bengkulu sendiri, hingga September 2006, sebanyak 23 warga Bengkulu tertuluar penyakit rebies akibat gigitan anjing yang terjangkit penyakit tersebut, namun tidak ada yang meninggal. Menurut dia, warga yang digigit anjing gila sebenarnya 24 orang, namun satu lainnya tidak terjangkit penyakit tersebut. Sedangkan jumlah HPR yang menggigit 162 ekor. Kasus rebies tahun 2006, menurut dia menurun dibandingkan 2005. Tahun lalau jumlah warga warga terjangkit rebies 42 orang, dan 10 orang diantaranya meninggal dunia. Sedangkan HPR yang menggigit 189 ekor.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008