"PDIP adalah partai pemenang pemilu dan partai penguasa, sehinggga wajar kalau kemudian PDIP itu punya daya tarik yang begitu tinggi yang begitu besar untuk kemudian orang ingin masuk lewat PDIP," kata Najib Husen di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu.
Baca juga: Bakal calon kepala yang mendaftar ke PDIP harus terbebas paham radikal
Selain itu, menurut Najib, jika PDIP diminati oleh calon bupati maupun wakil bupati, itu hal yang wajar karena PDIP adalah partai besar dan partai penguasa saat ini.
Satu hal yang perlu kita ketahui, lanjut Najib, bahwa proses penentuan akhir di PDIP selalu sentralistis.
Baca juga: PDIP Jatim: 15 peminat bakal calon kepala daerah Surabaya
"Artinya apapun yang ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Sukarnoputri, maka itulah kemudian yang menjadi pegangan para organisatoris suatu daerah," katanya.
Menurut dia, hal itu sudah terbukti saat pemilihan Ketua Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sultra lalu, di mana Abu Hasan yang naik, kemudian wakil ketua DPRD Sultra DPP PDIP menunjuk Nur Salam Lada.
Baca juga: Sekjen PDIP ajak kader bangun partai bersama rakyat
"Yang terpilih itu semua sebenarnya bukti bahwa memang di PDIP sangat tergantung keputusan pusat," katanya.
Menurut dia, siapapun yang dipilih PDIP adalah bagaimana komunikasi politik yang dibangun pada tingkat pusat bukan pada tingkat daerah karena pada tingkat daerah tidak punya pengaruh untuk menentukan siapa yang lolos nantinya.
Untuk diketahui, saat ini beberapa wilayah di Sulawesi Tenggara banyak yang ingin maju di Pilkda 2020 melalui pintu PDIP, di antaranya adalah Bupati Muna Rusman Emba dan Bupati Muna Barat La Ode Muhammad Rajiun Tumada.
Keduanya telah menunjukkan keseriusannya untuk maju Pilkada Muna 2020, dan telah resmi mendaftar sebagai bakal calon (balon) bupati melalui PDIP Muna.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019