Mostar, Bosnia-Herzegovina, (ANTARA News) - Polisi terpaksa bekerja keras untuk mencegah bentrokan etnis di Mostar, Bosnia-Herzegovina setelah ribuan kaum muslim Bosnia dan Kroasia sama-sama turun ke jalan, menyusul kemenangan Turki atas Kroasia di perempat-final Euro 2008, Sabtu dinihari WIB.Polisi harus menggunakan gas air mata untuk menjaga agar kedua kelompok tetap dalam posisi terpisah ketika terjadi saling lempar batu dan botol.Keamanan juga ditingkatkan dengan menurunkan 1.000 orang polisi di selatan kota Mostar yang terpisah antara Krosia dan kelompok Muslim sejak terjadi perang etnis pada 1992-1995.Pendukung tim nasional Krosia Bosnia selalu mendukung tim Kroasia, sementara sebaliknya, kaum Muslim justru mendukung tim yang menjadi lawan Kroasia.Sebagian besar kaum Muslim Bosnia juga mendukung Turki di setiap turnamen internasional karena adanya hubungan sejarah selama lima abad kekuasaan Ottoman yang pernah menguasai kawasan Balkan.Kota Mostar tetap terbagi antara kedua etnis selama hampir 13 tahun sejak berakhirnya perak etnis di Bosnia.Ketegangan etnis masih tetap membara sampai saat ini dan kota tersebut juga sering dilanda kerusuhan saat pertandingan sepakbola dalam beberapa tahun terakhir.Pada 2006, setelah pertandingan antara Kroasia dan Brazil, salah seorang pendukung cedera berat akibat terkena tembakan, dan enam polisi juga mengalami terluka ketika pecah bentrokan antara Kroasia dan kelompok Muslim di Mostar.Sementara di ibukota Sarajevo, kemenangan Turki atas Kroasia mendapat sambutan ribuan pendukung yang berpawai di jalan-jalan sambil mengibarkan bendera Turki serta meneriakkan "Allahu Akbar".(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008