Basel, (ANTARA News) - Pelatih asal Belanda Guus Hiddink, Jumat (Sabtu dinihari WIB) bersumpah bahwa ia siap menjadi "pengkhianat" terhadap negaranya ketika akan memimpin tim Rusia menghadapi Belanda di semifinal Euro 2008, Minggu dinihari WIB. Namun Hiddink yang pernah menjadi pahlawan tim Korea Selatan di Piala Dunia 2002, mengakui "sangat ketakutan" menghadapi tim tangguh seperti Belanda. "Memang, saya berharap akan menjadi pengkhianat pada pertandingan besok (Minggu)," kata Hiddink saat jumpa pers jelang pertarungan yang akan digelar di Stadion Jakob Park itu. Hiddink yang pernah melatih tim nasional Belanda selama empat tahun dari 1994 dan membawa negaranya ke semifinal Piala Dunia 1998 di Prancis, menegaskan bahwa pengkhianatan itu akan berlanjut sampai saat menyanyikan lagu kebangsaan Rusia. "Saya secara verbal tidak mengerti lagu kebangsaan Rusia, tapi saya sangat suka melodinya," katanya. "Saat menjadi pengkhianat, maka saya akan berusaha menjadi pengkhianat yang baik," katanya menambahkan. Hiddink juga mengaku bahwa ia memuji penampilan Belanda yang selama ini tampil sangat taktis dan secara fisik merupakan salah satu tim terbaik di dunia. Kondisi seperti itu juga menjadikan tantangan buat mereka untuk mengalahkan tim asuhan pelatih Marco van Basten itu. "Saya memang sangat takut (menghadapi Belanda), itulah sebabnya mengapa kami harus tampil menyerang. Kedua tim mempunyai gaya permainan yang sama, selalu tampil menyerang, ingin menguasai. Sekarang kami bertemu, maka nikmati saja," katanya. Tidak Berbeda Hiddink juga mengatakan bahwa ia tidak akan mengubah strategi seperti pada pertandingan lain yang telah mereka mainkan dan ingin menampilkan permainan yang menarik ditonton. Rusia dibawah asuhan Hiddink telah memperlihatkan permainan yang lebih menitik beratkan serangan, seperti ketika mengalahkan Swedia 2-0 pada pertandingan terakhir penyisihan Grup D. Namun bedanya, Rusia baru saja memulai strategi tersebut, sementara Belanda sudah lama menerapkannya. "Tim Belanda telah menerapkan permainan dengan banyak strategi selama bertahun-tahun. Kami dalam beberapa bulan terakhir dan minggu-minggu terakhir mencoba untuk menerapkan strategi permainan dan kadang-kadang kami lupa untuk melakukannya," katanya. Tim Rusia untuk memulihkan stamina para pemain dan memiliki keuntungan karena mendapatkan waktu istirahat lebih lama, dan Hiddink juga mendorong para pemain untuk merayakan kemenangan selama ini meski tanpa minum-minum beralkohol. "Mereka tidak merayakan kemenangan sebelumnya dengan gaya Rusia, mereka sangat sederhana," katanya menambahkan.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008