Beijing, (ANTARA News) - Cina telah membebaskan 1.157 orang yang bulan Maret lalu terlibat aksi kekerasan di ibukota Tibet, Lhasa, tulis kantor berita resmi Xinhua dalam laporannya, Jum`at, dengan mengutip seorang pejabat senior Tibet. Mereka telah ditahan karena serangan ringan berkaitan dengan aksi kerusuhan, kata wakil ketua Tibet Palma Trily dalam konferensi pers di Lhasa. Pengumuman tersebut dikemukakan pada malam sebelum obor Olimpiade dikirab di Tibet. Palma Trily juga mengatakan bahwa pengadilan Tibet Kamis dan Jum`at telah menjatuhkan vonis kepada 12 orang yang terlibat dalam aksi kerusuhan tersebut, kata Xinhua. "Seratus enambelas orang lainnya masih ditahan menunggu diadili," katanya. Laporan tersebut tidak mengumumkan jenis hukuman yang mereka terima, namun pihak berwenang mengatakan bahwa 42 orang telah divonis atas kerusuhan itu. Pemerintah Cina April lalu menjatuhi hukuman penjara antara tiga tahun sampai seumur hidup bagi 30 tersangka pembakaran, perampokan, `berkumpul menentang aparat negara` dan tindakan-tindakan kriminal lainnya. Amnesti Internasional menyambut baik berita pembebasan itu, yang muncul sehari setelah pihaknya menyerukan China untuk mengungkapkan apa yang terjadi atas penahanan tersebut. "Kami senang dengan adanya berita-berita pembebasan 1.157 orang itu dan kami berharap ke depan menerima informasi mengenai pengadilan 116 orang yang kini ditahan oleh pemerintah Tibet," kata kelompok itu dalam pernyataannya. Aksi-aksi protes yang dilakukan dengan cara damai yang dimulai 10 Maret di Lhasa itu dilakukan untuk memperingati pemberontakan 1959 terhadap penguasa China atas Tibet. Aksi-aksi itu kian meningkat dan menyebar luas di seluruh kota pada 14 Maret dan kemudian ke wilayah-wilayah China lainnya yang dihuni oleh warga Tibet. Para pemimpin Tibet di pengasingan mengatakan, 203 orang tewas dalam aksi kekerasan yang dilakukan pemerintah dalam menangani aksi-aksi itu. China dilaporkan telah membunuh seorang `pemberontak` Tibet dan mengatakan `para perusuh` itu bertanggungjawab atas 21 kasus kematian. Masalah Tibet adalah salah satu di antara persoalan yang diteriakkan oleh para pelaku protes yang mengganggu jalannya kirab api Olimpiade selama sebulan di seluruh dunia, sebelum api tersebut tiba ke China untuk pembukaan Olimpiade musim panas di Beijing Agustus depan. Para aktivis pro Tibet di samping para pegiat hak asasi manusia dan kelompok-kelompok kebebasan pers melakukan aksi demo di London, Paris dan San Francisco, di samping demonstrasi-demonstrasi yang lebih kecil di Australia, India dan di beberapa tempat lainnya. Obor Olimpiade singgah sehari di Tibet Sabtu, salah satu di antara jalur domestik yang paling sensitif, setelah melewati ribuan mil selama tiga bulan serta menyinggahi setiap provinsi dan wilayah China. China menuduh warga Tibet menjadi Olimpiade sebagai sasaran setelah aksi kekerasan mereka di Lhasa, meskipun pemimpin spiritual Tibet di pengasingan Dalai Lama berulangkali menyatakan bahwa dia mendukung Olimpiade Beijing.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008