Shanghai (ANTARA News) - China telah membebaskan sebagian besar dari 1.315 orang yang ditahan setelah kerusuhan mematikan di Tibet karena pelanggaran mereka kecil, kata seorang pejabat tinggi, Jumat (20/6), seperti dikutip Reuters.
Pengadilan di Tibet sejauh ini menjatuhkan hukuman pada 42 orang karena kejahatan-kejahatan yang mencakup pembakaran, perampokan dan berkumpul untuk menyerang organisasi-organisasi pemerintah, kata Kantor Berita Xinhua mengutip Palma Trily, wakil kepala eksekutif pemerintah Tibet.
Sebanyak 116 orang lagi ditahan sambil menunggu persidangan, sementara 1.157 orang telah dibebaskan, kata pejabat itu.
Palma Trily menyampaikan pernyataan itu setelah kelompok hak asasi manusia Amnesty International mengatakan dalam sebuah laporan Kamis bahwa lebih dari 1.000 orang masih ditahan tanpa tuntutan di Tibet setelah kerusuhan tersebut.
China menganggap laporan itu tidak bertanggung jawab.
Dari 42 orang yang dihatuhi hukuman, 30 orang dipenjara pada April dengan masa hukuman dari tiga tahun hingga seumur hidup, kata pihak bewenang China.
Kelompok kedua yang terdiri dari 12 orang dijatuhi hukuman pekan ini, kata Xinhua tanpa memberikan penjelasan mengenai kejahatan atau masa hukuman mereka.
Pemerintah China mengatakan, 19 orang tewas dalam kerusuhan anti-China di Lhasa, ibukota Tibet, pada 14-15 Maret.
Ketua parlemen pengasingan Tibet mengatakan, Jumat, aksi penumpasan yang dilakukan pasukan keamanan China terhadap protes itu menewaskan sedikitnya 209 demonstran anti-pemerintah. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008