Jakarta (ANTARA) - Sail Nias 2019 telah satu dekade sejak pertama kali digelar pada 2009. Harapan besar di balik penyelenggaraan kompetisi layar itu masih selalu tersemat hingga pada saatnya nanti nama Nias benar-benar tercitra melekat sebagaimana Bali sebagai surga wisata dunia.
Wajar jika kemudian penyelenggaraan Sail Nias 2019 menyedot perhatian bahkan melibatkan multisektor.
Pemerintah telah bertekad menjadikan Sail Nias tahun ini sebagai ajang yang diharapkan mampu mendorong pariwisata di pulau lompat batu itu semakin moncer hingga Sumatera Utara (Sumut) secara keseluruhan pun populer.
Baca juga: Nias menuju wisata bahari kelas dunia
Secara khusus, target itulah yang berada di balik penyelenggaraan ajang Sail Nias 2019 yang diharapkan benar-benar mampu mendorong naik kelasnya pariwisata di Kepulauan Nias, Sumut, dengan beragam potensi budaya dan keindahan alam yang bisa menjadi daya tarik wisatawan mancanegara khususnya dari segmen wisata bahari.
Sejumlah menteri Kabinet Kerja hadir pada acara yang berlangsung di Pelabuhan Baru Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (14/9).
Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan adalah pariwisata.
Baca juga: Ini tekad pemerintah, jadikan Nias gerbang destinasi wisata dunia
Dalam hal ini, Nias merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi pariwisata sangat baik sehingga, promosi Nias harus mendunia. Nantinya, Pemerintah akan mendorong terwujudnya paket wisata dari Danau Toba hingga ke Nias.
Luhut berharap, setelah event Sail Nias selesai, promosi Nias harus semakin gencar. Dengan begitu, Nias akan semakin populer. Nantinya, para penggiat pariwisata juga bisa membuat paket wisata termasuk dengan menggunakan berbagai platform digital.
“Masyarakat Nias harus memiliki budaya ramah ke turis. Masyarakat harus menyambut wisatawan dengan baik. ‘Hospitality’ harus bagus. Sampah juga jangan ada lagi di laut. Laut harus bebas dari plastik. Yang jelas, potensi pariwisata dan perikanan di Nias harus terus dijaga,” katanya.
Warisan Dunia
Nias adalah cerita lain tentang betapa kayanya pariwisata Indonesia namun masih belum terlampau dikenal luas.
Indonesia bukan semata memiliki Bali yang telah begitu populer di mata wisman dunia. Namun sejatinya Nias telah lama tersemat di hati para surfer papan atas.
Hanya saja belum banyak publik yang paham benar rahasia kecantikan pulau yang berada di ujung paling barat Indonesia itu.
Oleh karena itulah Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan salah satunya berharap Nias benar-benar mampu mentransformasi diri menjadi wilayah yang siap menerima lebih banyak wisatawan berkualitas.
Tak semata surfing, Nias juga memiliki beragam atraksi wisata lain. Luhut mencontohkan keberadaan Desa Bawomataluo di Kabupaten Nias Selatan merupakan daya tarik lain yang ke depan akan diusulkan menjadi warisan dunia.
Terlebih, selama ini desa tersebut sudah menjadi ikon wisata budaya dan sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional oleh Kemendikbud pada 2017 melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 168/M/2017.
Maka kemudian, Menteri Pariwisata Arief Yahya berpendapat, Sail Nias merupakan event stategis bagi Kepulauan Nias dan Sumut secara umum.
“Dengan adanya Sail Nias 2019, kami meyakini tingkat kunjungan wisatawan mancanegara akan meningkat, seiring dengan merapatnya kapal-kapal layar ke Nias Selatan. Pelaksanaan Nias Pro Internasional Surfing yang sukses digelar di Pantai Sorake juga menjadi atraksi menarik yang populer hingga mancanegara,” katanya.
Menpar Arief juga menjelaskan sinergi dari unsur pentahelix yang menjadi kunci dalam mengembangkan pariwisata Indonesia. Khususnya dalam mewujudkan target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang 2019.
Sail Nias setidaknya akan membuat publik mengalihkan sejenak perhatiannya pada pulau dengan kebudayaan tinggi tapi belum banyak dikenal luas itu. Di sana pengunjung bisa menyaksikan tradisi dewasanya seorang jejaka yang ditandai dengan kemampuannya melompat batu setinggi 2 m setebal 40 cm.
Atraksi Puncak
Puncak acara Sail Nias 2019 berlangsung meriah, dimulai dengan tari kolosal eksotik budaya Nias, lompat batu yang memecahkan rekok MURI, parade kapal nelayan diiringi paramotor dan paratrike, terjun payung 16 personel TNI gabungan, dan flying pass tiga pesawat tempur Hawk 100/200 TNI AU.
Tahun ini penyelenggaraan Sail Nias melibatkan empat kabupaten dan satu kota di Pulau Nias yakni Kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias Selatan, Nias Barat, Nias, dan Nias Utara.
Sail Nias 2019 kemudian diharapkan akan lebih membuat Nias dan sekitarnya banyak dikenal dan dikunjungi wisatawan setelah perhelatan tersebut.
Pergelaran tersebut pun mendapatkan dukungan multisektor melalui kehadiran Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, serta Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly selaku Ketua Panitia Sail Nias 2019 menyampaikan, Pulau Nias yang berada di bagian terluar barat Indonesia adalah eksotisme Indonesia kecil dengan potensi alam luar biasa yang bisa membawa nama besar Indonesia sebagai destinasi wisata berkelas dunia.
"Indonesia mempunyai banyak destinasi wisata kelas dunia. Nias salah satunya, dengan segala kelebihan dan potensi alam lautnya, saya yakin Pulau Nias akan semakin dicintai wisatawan lokal dan juga dunia. Pulau Nias memiliki sisi kekayaan budaya masyarakat dan pesona keindahan alamnya dan juga kemaritimannya. Sail Nias 2019 ini tentu akan semakin mengenalkan Pulau Nias di Indonesia dan juga dunia," kata Yasonna Laoly.
Maka Sail Nias dan asa tentang bangkitnya singa tidur surga surfing dunia pun menjadi dua hal yang tak terpisahkan. Manakala ajang tersebut diharapkan tak sekadar rampung tanpa tindak lanjut namun terus bergaung dampaknya hingga menjadikan Nias semakin dikenal sebagai Bali lain ujung barat di Indonesia.
Ratusan warga Nias Selatan antusias berwisata menaiki kapal perang
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019