Yogyakarta (ANTARA News) - Sambutan masyarakat terhadap `Jogja Art Fair (JAF)`, salah satu kegiatan dalam Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) XX/2008 cukup mengejutkan, kata koordinator JAF Heri Pemad, Jumat.Ia mengatakan JAF baru pertama kali digelar di Yogyakarta dalam rangkaian kegiatan FKY."Antusiasme masyarakat terhadap JAF di luar dugaan, dan ini sangat mengejutkan. Mereka memberikan apresiasi yang sangat bagus terhadap kegiatan ini. Bahkan kami menerima banyak tanggapan yang positif melalui email dan SMS," katanya.Kata dia, ratusan karya visual yang sebagian besar berupa lukisan dengan beragam tema, mulai dari pemanasan global hingga tema-tema kehidupan keseharian manusia, tampaknya mampu menyegarkan mata sekaligus pikiran pengunjung JAF. "Kami mencoba mengemas pameran ini menjadi sebuah kemasan yang ideal. Pengunjung tidak hanya disuguhi karya-karya individual yang dipamerkan, tetapi juga bisa menikmati suasana pamerannya," katanya. Di sepanjang lorong ruang pameran ada beragam rambu lalulintas seperti `jalan satu arah` atau `dilarang masuk` yang terbuat dari ratusan puntung rokok. Kemudian di pintu masuk ruang pameran -- di Taman Budaya Yogyakarta -- terpampang mural bertuliskan `Sorry Dab Larang` (maaf mas, mahal). "Itu hanya sebagai guyon (canda) saja. Itulah sebenarnya yang membuat kita selalu segar. Ungkapan seperti ini menunjukkan kejujuran," kata Heri. Ia menilai kegiatan yang sekaligus dijadikan sebagai ruang perdagangan karya seni itu cukup ampuh menarik minat kolektor. Terbukti, sudah ada sekitar 30 karya yang laku terjual. "Dengan jumlah karya seni yang sudah laku terjual sebanyak itu, berarti budget anggaran pembiayaan FKY 2008 sudah 50 persen tercukupi," katanya. Heri berharap pemasukan dana dari karya seni yang terjual terus bertambah, apalagi ada sejumlah karya seni yang baru dipajang di pameran itu menggantikan yang lama. "Panitia JAF terpaksa melakukan rolling karya seni yang dipajang, mengingat banyak karya seni yang masuk tetapi terkendala terbatasnya ruang pameran," katanya. JAF berlangsung hingga 7 Juli, bersamaan dengan hari terakhir FKY XX/2008.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008