Jakarta (ANTARA News) - Direksi PT Pertamina (Persero) menjadi pihak yang paling bertanggungjawab atas permasalahan yang ditimbulkan akibat peralihan sistem baru Mysap sehingga distribusi BBM secara nasional mengalami gangguan dan masyarakat kesulitan untuk mendapatkan BBM.
"Yang harus tanggungjawab, ya siapa lagi kalau bukan dirut dan direksi (Pertamina)," kata pemerhati masalah perminyakan, Tjipta Lesmana, Minggu.
Menurut dia, pemerintah harus mengambil langkah cepat dalam menanggulangi permasalahan ini dengan jalan melakukan perombakan direksi Pertamina.
Ia mengingatkan, penyediaan BBM adalah menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga jika tugas mereka gagal maka harus ada tindakan tegas untuk meminta mereka bertanggungjawab.
"Kalau tidak ada yang menyatakan mundur, maka pemerintah bisa ganti saja mereka sebagai bentuk pertanggungjawaban," tegasnya.
Mantan direktur hilir Pertamina Harry Purnomo setuju dengan usul ini dengan menyatkan perlu ada perombakan direksi terutama yang bertanggungjawab langsung soal Mysap.
"Harus ada perombakan direksi sebagai bentuk tanggungjawab atas timbulnya permasalahan pada saat pelaksanaan sistem Mysap. Terutama Dirut dan direksi yang bertanggungjawab terhadap penanganan BBM," tegasnya.
Kalau tidak dirombak, sangat berbahaya untuk pemerintah terutama menjelang pemilu dan bisa saja kembali membuat susah rakyat karena mereka akan merasa dilindungi, terpakai, kuat, takabur dan lupa diri.
"Bisa saja kelangkaan akan berulang dengan alasan yg lain lagi," ungkapnya.
Pertamina menerapkan peranti lunak Mysap 2005 bernama Enterprise Resource Planning (ERP) buatan SAP AG, Jerman, untuk mencatat secara terintegrasi proses produksi, penjualan, dan seberapa banyak transaksi hingga suplai yang diperlukan per 2 Januari 2009.
Namun, penerapan peranti lunak tersebut dinilai sebagai biang kerok langkanya BBM di sejumlah SPBU kendati belakangan sudah mulai pulih.
Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina Anang Rizkani Noor telah menjamin pasokan BBM ke SPBU secara nasional kembali normal setelah kendala teknis dalam pelaksanaan sistem baru MySAP berhasil diatasi. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009