Makassar (ANTARA News) - PT. Angkasa Pura (AP) I menginvestasikan dana sekitar Rp1,5 triliun untuk membangun dua bandara besar di Kawasan Timur Indonesia (KTI), guna mendukung pengembangan ekonomi kawasan dan peningkatan kunjungan wisatawan. Kedua bandara itu, kata Dirut PT. AP I Bambang Darwoto, di Makassar, Jumat, adalah Bandara Internasional Hasanuddin Makassar, Sulsel, senilai Rp650 miliar dan Bandara Lombok, NTB, senilai Rp800 miliar lebih. Khusus untuk Bandara internasional Makassar, nilai investasi diperkirakan masih akan bertambah sekitar Rp100 miliar untuk pembenahan di sisi darat, tidak termasuk pembangunan landasan pacu baru sepanjang 3.000 meter yang ditangani terpisah dengan menggunakan dana APBN. Proyek yang dikerjakan di Bandara Hasanuddin dengan dana dari PT. AP I meliputi pembangunan terminal penumpang seluas 53.000 meter persegi, lapangan parkir pesawat (apron) dan taxy way baru berikut sarana, prasarana dan fasilitas pendukungnya. Sedangkan dana APBN membiayai pembangunan landas pacu baru sepanjang 3.000 meter yang akan dikerjakan dalam dua tahap, sehingga tahun 2009, bandara terbesar di KTI ini akan memiliki dua landas pacu yang bisa di didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing 747. Sementara pembangunan Bandara Lombok yang akan menghabiskan dana Rp800 miliar juga meliputi terminal penumpang baru, apron, taxi way serta sarana, prasarana dan fasilitas pendukung dan perpanjangan landas pacu dari 2.500 meter menjadi 3000 meter. "Bila pembangunan Bandara Lombok ini selesai, kita berharap penerbangan internasional langsung ke Lombok yang menggunakan pesawat-pesawat berbadan lebar (wide body) dari Timur Tengah, Jepang dan Korea bisa masuk ke Lombok," ujarnya. Ketika ditanya kapan pembangunan bandara-bandara itu selesai, Bambang mengatakan, untuk bandara Hasanuddin, kecuali landas pacunya, akan selesai Juli 2008 dan memasuki tahap `soft-opening` pada pertengahan Agustus 2008, sedangkan untuk bandara Lombok selesai akhir 2009. Mengenai prospek pengembalian modal atas investasi yang ditanamkan PT. AP I, Bambang mengakui bahwa masih sulit diprediksi, apalagi untuk Bandara Lombok yang setiap tahun hanya melayani sekitar satu juta penumpang. Tapi untuk Bandara Hasanuddin, ada prospek baik untuk bisa mencapai titik impas pada beberapa tahun mendatang karena jumlah penumpang yang dilayani bandara ini mencapai 3,5 juta orang setiap tahun. "Investasi kami di bandara ini tidak semata berdasar pada kalkulasi bisnis tetapi pada upaya meningkatkan perputaran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, karena kalau Lombok dan Makassar memiliki bandara yang memadai, maka investasi dan wisatawan akan masuk sehingga ekonomi bisa tumbuh lebih cepat," ujarnya (*)
Copyright © ANTARA 2008