Jakarta (ANTARA) - Di antara bintang film asal India, mungkin tidak ada yang lebih besar dari Priyanka Chopra, yang mampu berkarir di Hollywood.
Untuk itu, aktris berusia 37 tahun yang membintangi Baywatch (2017) itu ingin memanfaatkan film yang dibintanginya untuk menepis stigma seksual dalam film Bollywood.
Baca juga: Priyanka Chopra didesak mundur jadi Duta Kebaikan UNICEF
Chopra merupakan aktris India pertama yang membintangi drama seri yang tayang secara primetime di AS, "Quantico" bersama Josh Hopkins dan Jake McLaughlin. Status sosialnya diperkuat setelah menikah dengan penyanyi pop Nick Jonas pada Desember tahun lalu.
Daya tarik Chopra membuat festival film Toronto memberikan karpet merah untuk film berbahasa India berjudul "The Sky is Pink" yang ia bintangi.
"Orang-orang terkejut ketika mereka melihat 'The Sky is Pink' dan mereka menilai 'ini bukan film Bollywood'. Tapi, Bollywood bukanlah genre film!" tegas Chopra mengatakan kepada AFP, Sabtu.
"Ini benar-benar upaya saya untuk mendidik orang dalam hal itu," kata Chopra.
Baca juga: Priyanka Chopra diduga perankan jagoan baru Marvel
Disutradarai Shonali Bose, "The Sky is Pink" menceritakan kisah nyata Aisha Chaudhary, remaja inspiratif asal Delhi yang hidupnya terganggu karena kelainan genetik langka.
Di kehidupan nyata, Aisha Chaudhary, menulis buku tentang perjuangannya sebelum meninggal di usia 18 tahun pada 2015. Film ini menyoroti perjuangan cinta orang tua Chaudhary dalam menghadapi berbagai masalah.
Adegan berciuman pun jarang ditemui pada film Bollywood meski dibuat oleh kalangan konservatif, namun sisi romantisme dan musik-musik khas yang dimainkan dengan tarian masih tetap dipertahankan.
Baca juga: Gunakan hewan untuk pernikahan, Priyanka Chopra dikecam PETA
Belajar dari sutradara
Chopra menilai bahwa seksualitas dibicarakan dengan berbagai cara pada film-film India yang menggabungkan modernitas dengan tradisi.
"Saya pikir seksualitas dibicarakan dengan berbagai cara di sinema India", kemudian menambahkan, "Itu sensitif secara budaya."
"(Film) India menggabungkan antara modernitas dan tradisi. Dan film ini dibuat oleh orang India modern. Jadi, Anda mengerti bahasanya dan benar untuk siapa," katanya.
Sutradara Shonali Bose yang perkawinannya berakhir setelah kehilangan anak, didekati orang tua Chaudhary untuk membuat film itu.
Baca juga: Priyanka Chopra ungkap bagian wajah yang paling dia banggakan
Chaudhary adalah penggemar berat karya Shonali Bose, namun orang tuanya tidak dapat memenuhi "keinginannya anaknya saat sekarat" untuk menonton film Bose berjudul "Margarita With A Straw."
Kepada AFP, Bose mengaku tersentuh atas permintaan itu, namun ia mengalihkan fokusnya pada orang tua Chaudhary yang terus mempertahankan pernikahan kendati sudah kehilangan anak.
"Mereka mau film tentang anak mereka, gadis remaja yang heroik. Tapi saya tidak merasa bahwa anak itu ingin difilmkan -- karena sebenarnya dia sosok luar biasa dan rendah hati," katanya.
Chopra memang belum memiliki anak, namun ia akan berusaha keras memerankan sosok Aditi -- ibu dari Chaudhary -- dengan cara menimba pengalaman dari sang sutradara, demikian AFP.
Baca juga: Priyanka Chopra dituduh pro perang nuklir India-Pakistan
Baca juga: Pakistan minta UNICEF copot Priyanka Chopra sebagai duta
Baca juga: Meghan Markle korban rasisme, kata Priyanka Chopra
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019