Lubukbasung (ANTARA) - Pemerintah Kota Solok Selatan menyatakan kualitas udara di daerah itu berada di bawah ambang baku mutu yang merupakan hasil pengujian dan analisis yang dilakukan dinas terkait.
"Kabut asap makin tebal kami melakukan pengujian dan analisis kualitas udara dan hasilnya masih di bawah ambang baku mutu yaitu 22 mikrogram per meter kubik", kata Sekretaris Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perumkin dan LH) Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat Novi Hendrix di Padang Aro, Sabtu.
Ia menilai apabila kualitas masih di bawah 50 mikrogram per meter kubik itu masih kategori belum berbahaya dan di Solok Selatan bari di angka 22 mikrogram permeter kubik.
"Memang ada kenaikan dari biasanya akibat kabut asap ini tetapi masih dalam kategori belum berbahaya," ujarnya.
Dia mengungkapkan alat pengukur kualitas udara ini hanya satu unit makanya pihaknya melakukan pengujian secara bergantian di beberapa titik.
Untuk hari ini, katanya, pengujian dilakukan oleh petugas di lokasi wisata unggulan Saribu Rumah Gadang di Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu.
"Pengujian hari ini hasilnya baru bisa dilihat pada Senin," ujarnya.
Baca juga: Bencana Asap - Solok liburkan sekolah karena kabut asap makin tebal
Dalam pengujian kualitas udara, kata dia, pihaknya memakai ambang baku mutu parameter PM 10 dengan durasi waktu pengukuran 24 jam.
Ia mengatakan untuk pengujian analisis udara kali ini pihaknya fokus di tiga titik yaitu di Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu yang sedang dilaksanakan Timbulun Kecamatan Sangir sudah selesai dan Lubuak Malako Sangir Jujuan.
Selain itu katanya, apabila saat pengujian turun hujan pengujian tidak bisa dilanjutkan sehingga harus diulang lagi.
Walaupun kondisi udara masih di bawah ambang baku mutu tetapi melihat kondisi saat ini pihaknya mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker kalau beraktivitas di luar ruangan.
"Sebagai bentuk kewaspada kita terhadap kesehatan sebaiknya menggunakan masker saat aktivitas diluar ruangan," ujarnya.
Dia mengaku belum mengetahui dari daerah mana asal kabut asap ini tetapi memang sejak tiga hari terakhir mulai tebal. Kabut asap juga telah menyebabkan jarak pandang di Solok Selatan berkurang dari batas normal.
"Kabut asap kiriman hampir tiap tahun terjadi dan pada 2018, bersumber dari Riau tetapi untuk saat ini, belum diketahui dari mana sumbernya," katanya.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan, Novirman mengatakan saat ini memang sudah terdeteksi adanya kekaburan udara akibat kabut asap dan pihaknya sudah menjalin koordinasi lintas sektor, terutama dengan Dinas Perumkin dan LH untuk mencari tahu apakah kadar udara saat ini masih aman atau belum melewati ambang batas.
"Pihak LH sekarang sedang melakukan pengukuran kadar udara bersih dan hasilnya akan memberikan gambaran tindakan kesehatan yang akan kami ambil," katanya.
Dia mengingatkan masyarakat tetap waspada karena kabut asap bisa merusak kesehatan seperti sesak nafas atau ISPA, batuk dan penyakit lainnya.
Baca juga: Pebalap Tour de Singkarak disambut asap di Solok
Baca juga: Hujan hilangkan kabut asap di Solok Selatan
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019