Sampit (ANTARA) - Ratusan warga Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah melaksanakan salat istisqa meminta diturunkan hujan di tengah asap cukup pekat yang mengepung pusat kota itu.
"Salat istisqa ini adalah ikhtiar kita bersama meminta kepada Allah agar diturunkan hujan yang menjadi berkah bagi Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dan Indonesia agar kebakaran lahan dan asap bisa segera berakhir," kata Bupati Kota Waringin Timur H Supian Hadi didampingi Wakil Bupati HM Taufiq Mukri di Sampit, Sabtu.
Salat istisqa kali ini digelar di halaman kantor Bupati Kotawaringin Timur dan diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten. Dipercaya menjadi imam adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia Kotawaringin Timur KH Amrullah Hadi dan khatib adalah KH Samsudin yang merupakan Kepala Kantor Kementerian Agama sekaligus Ketua Tanfidziah Nadhlatul Ulama Kotawaringin Timur.
Baca juga: Pekanbaru Shalat Istisqa di halaman kantor Mall Pelayanan Publik
Asap pekat masih menyaput Kota Sampit akibat kebakaran lahan yang masih marak terjadi. Kondisi tersebut membuat aktivitas masyarakat terganggu dan mengancam kesehatan warga.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit, kualitas udara Sampit pada pukul 07.00 WIB masuk kategori berbahaya dengan indeks standar pencemaran udara 866.452 mikrogram per meter kubik dengan jarak pandang hanya 50 meter.
Sementara itu pantauan satelit menunjukkan sebanyak 284 titik panas atau hot spot terpantau di Kotawaringin Timur. Jumlah ini terbanyak dibandingkan dua kabupaten tetangga yaitu Seruyan yang hanya 156 titik dan Katingan 176 titik.
Baca juga: Legislator: Warga di Pekanbaru diimbau gelar Shalat Istisqa
Pekatnya asap membuat sebagian masyarakat memilih menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Bahkan saat salat istisqa, sebagian jamaah menggunakan masker yang memang dibagikan panitia sebelum salat dilaksanakan.
Jamaah khusyuk mengikuti salat sunah dua rakaat tersebut. Keheningan makin terasa ketika imam membimbing membaca istighfar mengajak seluruh jamaah dan masyarakat untuk bertobat karena bisa jadi bencana kebakaran lahan dan asap ini merupakan bentuk teguran Allah atas banyaknya maksiat dan dosa yang dilakukan manusia.
Sementara itu, pemerintah daerah memberi kewenangan kepada seluruh sekolah untuk mengambil kebijakan untuk menunda jam masuk sekolah atau bahkan meliburkan sekolah jika memang kondisi asap dinilai sudah sangat membahayakan siswa.
Namun pantauan di lapangan, umumnya sekolah hanya memberlakukan penundaan jam masuk sekolah. Jam awal belajar yang biasanya dimulai pukul 07.30 WIB, diundur menjadi pukul 08.00 WIB. Pelajaran praktik olahraga dan upacara bendera juga ditiadakan selama terjadi asap.
"Sejak satu minggu lalu kami sudah membuat keputusan itu. Silakan sekolah yang mempertimbangkan dengan melihat kondisi di sekolah masing-masing, apakah hanya ditunda jam masuk atau terpaksa diliburkan," kata Supian Hadi.
Baca juga: Ribuan warga Riau shalat meminta hujan saat kabut asap makin parah
Baca juga: Kabut asap makin pekat warga Sampit-Palangka Raya Shalat Istisqa
Baca juga: Pemkab Kotawaringin Barat gelar shalat istisqa serentak
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019