Serang (ANTARA News) - Keaslian Alquran tidak cukup hanya dibanggakan sebagai kitab suci,tetapi hendaknya juga mendorong umat Islam untuk mengamalkannya dalam keseharian agar hidup ini lurus dan maju, kata Prof Rifat Syauqi Nawawi di Serang, Banten, Kamis."Hidup yang lurus dan maju tentu berdasarkan cahaya dan petunjuk Allah dalam Alquran," kata Nawawi pada diskusi publik dengan tajuk "Membumikan Alquran Dalam Kehidupan keseharian" dalam rangka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang digelar di Gedung DPRD di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Kecamatan Curug, Kota Serang.Menurut dia, agar bumi yang disediakan Allah untuk tempat tinggal sementara manusia diwarnai oleh pengamalan titah Tuhan dalam Alquran, alangkah indahnya keadaan bumi yang memperoleh cahaya. Dia menambahkan, bila pemahaman dan penafsiran Alquran dipandang akan memakan waktu lama, maka ada cara lain yakni meniru bangsa lain yang telah maju , bahwa pada hakekatnya mereka telah menerapkan prinsip hidup yang sesungguhnya dari ajaran Alquran. Nawawi menambahkan, dalam suatu penelitian oleh Prof Alex Ingkles ternyata telah membudaya sifat positif dari bangsa yang maju seperti menghargai waktu dan budaya disiplin yang tinggi. Dia mengatakan, bangsa yang maju memiliki budaya komitmen pada ilmu pengetahuan, kemajuan yang mereka capai sampai saat ini dengan nilai tambah berkat ilmu yang dimiliki. Guru besar Ilmu Tafsir pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan, bangsa yang maju menanamkan budaya kerja keras, dan tanggung jawab yang tinggi sehingga mampu mencapai produktivitas sangat menguntungkan mereka. Bahkan, mereka harus mempunyai orientasi hidup kedepan dan bukan banyak menengok ke belakang, terbiasa dengan perencanaan masa depan untuk menyongsong masa depan. "Mempunyai harga diri yang tinggi, seperti bangsa di Eropa dan Amerika merasa sebagai warga kelas satu di dunia," katanya. Mampu menjalin pertemanan dan menyambung komunikasi dengan bangsa lain di dunia, dalam istilah tertentu menurut pengertian Islam memiliki budaya silaturahmi yang tinggi, hal itu merupakan salah satu sifat untuk maju. Sifat lainnya, sejak dulu mereka tidak pantang untuk belajar pada perkembangan dan kemajuan pihak lain, mereka mencapai kemajuan sejak lama karena mau belajar pada sejarah kemajuan bangsa lain. Mereka memiliki sikap terbuka bukan tertutup dan selalu berupaya meningkatkan mutu diri dengan selalu berorientasi pada pengembangan dan penambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Tidak cepat puas diri dengan pencapaian ilmu pengetahuan mereka dan mempunyai budaya taat azas, konsisten pada pendirian atau hal yang diyakini, demikian Prof Rifat Syauqi Nawawi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008