Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mengatakan Pemerintah siap untuk menyediakan sarana infrastruktur untuk memudahkan kegiatan para pelaku industri, namun jangan mendadak. "Pemerintah siap (fasilitasi) tetapi jangan instan (mendadak), diprogramkan bersama dengan menteri perindustrian, misal kalau inginnya tahun depan, ya dari tahun ini sudah (mengajukan)," kata Djoko dalam acara pembukaan Munas ke-5 Himpunan Kawasan Industri (HKI) di Istana Negara, Kamis. Pemerintah, lanjutnya, sungguh-sungguh berniat membantu para pelaku industri guna mendorong perekonomian. "Untuk pembangunan infrastruktur, dana Departemen PU cukup besar bahkan tiga tahun terakhir peringkat dua setelah Depdiknas," katanya. Menurut dia, sarana infrastruktur yang dibutuhkan oleh Kawasan Industri antara lain infrastruktur air baku atau sumber air bersih dan jalan akses dari Kawasan Industri ke jalan nasional, pelabuhan atau bandara. "Jalan-jalan PU untuk memperlancar arus barang dan manusia, tidak hanya industri tetapi jalan-jalan transnasional," ujarnya. Namun, lanjutnya, pengembangan industri yang dilakukan hendaknya berwawasan tata ruang dan berwawasan lingkungan hidup. "Harapan saya, agar tidak menggunakan kawasan hutan lindung dan resapan air jangan dikorbankan, jangan terjadi alih fungsi lahan ketahanan pangan, serta pengelolaan limbah yang tepat," katanya seraya menambahkan bahwa pengembangan kawasan industri hendaknya juga dilakukan ke luar Jawa. Terkait dengan tudingan bahwa kawasan industri selalu tampak kumuh, Djoko mengatakan hal itu mungkin disebabkan karena para pekerja tinggal di kawasan yang sama dengan fasilitas seadanya. Untuk mengatasi hal itu, lanjut dia, program pengembangan Kawasan Industri diikuti dengan pembangunan rumah susun sederhana yang akan sangat bermanfaat menjaga lingkungan sekitar. Terkait dengan kemacetan lalu-lintas yang terjadi di sejumlah jalan utama yang dapat menghambat proses industri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui jika macet memang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi bagi industri. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008