Pesan tersebut berbunyi: Sediakan baskom air yang dicampur garam dan letakkan di luar rumah, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik sekitar pukul 11.00 sampai 13.00, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat kondensas menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara.
Pesan itu juga menyebut dengan cara sederhana itu diharapkan hujan makin cepat turun. Selain itu, dengan semakin banyak warga yang melakukan itu di masing-masing rumah maka ratusan ribu rumah akan menciptakan jutaan kubik uap air di udara.
Pesan itu kemudian meminta tiap rumah untuk menyiapkan satu ember air garam pada Sabtu pukul 10.00 secara serentak.
Klaim: baskom air yang dicampur garam dapat menciptakan hujan.
Rating: Salah/Disinformasi
Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyatakan informasi mengenai baskom air dicampur garam dapat menciptakan hujan.
Kepala BBTMB BPPT Tri Handoko Seto kepada ANTARA di Jakarta, Jumat, menegaskan bahwa informasi tersebut adalah informasi bohong atau hoaks karena upaya membuat hujan tidak sesederhana itu.
Seto memaparkan bahwa tidak mungkin menciptakan hujan dengan mekanisme semikro menggunakan satu ember air di setiap rumah dan ajakan ratusan ribu rumah dengan harapan akan ada jutaan meter kubik uap air.
Menurut Seto, banyak persyaratan untuk membentuk awan hujan selain penguapan yang sangat banyak, juga diperlukan pola angin yang mengarahkan uap air agar terjadi kondensasi di suatu daerah. Namun pola angin tersebut dapat berubah-ubah danmengakibatkan uap air tertarik entah ke arah tertentu.
Cek fakta: BBPT nyatakan hoaks terkait air garam di baskom untuk ciptakan hujan
Cek fakta: 50 ton garam disiapkan untuk modifikasi cuaca di Kalimantan Barat
Cek fakta: Tim BPPT berjuang lakukan hujan buatan di Sumsel
Cek fakta: BPPT usulkan hujan buatan dilakukan di masa transisi kemarau
Pewarta: Tim JACX
Editor: Panca Hari Prabowo
Copyright © ANTARA 2019