Kami terpaksa harus menyisihkan dana untuk biayai makan-minum di kafe
Jayapura (ANTARA) - Puluhan wartawan Jayapura, Papua menyambut gembira berakhirnya pemblokiran layanan data internet yang terjadi sejak 19 Agustus lalu.
Fabio Costa, wartawan Kompas di Jayapura kepada ANTARA di Jayapura, Jumat menyatakan menyambut gembira berakhirnya pemblokiran layanan data sehingga bisa melakukan komunikasi dengan leluasa.
Apalagi pekerjaan wartawan sebagian besar menggunakan sarana telekomunikasi khususnya data, tidak bisa hanya mengandalkan wifi yang hanya bisa diperoleh melalui pelanggan telkom seperti indihome atau lainnya, ujar dia.
Baca juga: Akses internet 25 wilayah Papua dan 11 wilayah Papua Barat dibuka
“Mudah-mudahan tidak lagi terjadi pemblokiran layanan data di Jayapura dan daerah lainnya di Papua,” harap Fabio yang juga salah satu pengurus Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jayapura.
Hal senada juga disampaikan Dian Kandipi, wartawan Perum LKBN ANTARA yang berharap agar tidak lagi terjadi pemblokiran sehingga dapat bekerja di berbagai tempat tanpa mengandalkan wifi.
Sejak dilakukannya pemblokiran layanan data, pekerjaan insan pers sangat terganggu karena selalu harus mencari lokasi yang memiliki layanan wifi.
Baca juga: Papua Terkini - Puluhan mahasiswa Sorong protes jaringan internet
"Kami terpaksa harus menyisihkan dana untuk biayai makan-minum selama menggunakan layanan wifi karena hanya bisa dilakukan di hotel atau kafe," kata Dian seraya menambahkan sebelumnya pemblokiran layanan data pernah dibuka namun ditutup kembali.
Pemblokiran layanan data di Jayapura dilakukan setelah aksi demo warga di sejumlah kota menolak rasisme yang terjadi di asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 Agustus.
Bahkan demo berikutnya yang berlangsung Kamis (29/8) berlangsung anarkis dan diwarnai dengan pembakaran dan pengrusakan kantor serta rumah, toko dan kendaraan milik pemerintah dan warga sipil.
Baca juga: Ombudsman pelajari kerugian pemblokiran internet di Papua
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019