Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan perkembangan olahraga elektronik (e-Sport) mesti dikelola dengan benar untuk mencegah terjadinya ekses negatif.
"Perkembangan ini dilihat pemerintah sebagai potensi yang harus di-'manage'. Pemerintah memfasilitasi, mengakselerasi, tetapi juga memitigasi risiko dari dunia e-Sports ini," ujar Rudiantara di BSD Tangerang, Jumat.
Menurutnya, potensi e-Sports di Indonesia sangat besar. 20 persen dari total penduduk khususnya anak muda menjadi pelaku gim elektronik tersebut.
Jumlah itu tentu dapat dioptimalkan mengingat banyaknya potensi keuntungan yang bisa didapat dari industri relatif baru ini. Dalam perkembangannya, e-Sports bukan sebatas permainan mengisi waktu luang, namun telah menjadi profesi.
"Banyak juara dari Indonesia, baik individu atau tim, di turnamen-turnamen yang bergulir di luar negeri," kata dia.
Rudiantara mengatakan penghasilan sebagai atlet e-Sports juga sangat menggiurkan. Ia mengambil contoh Tobias Justin yang lebih dikenal oleh nama panggungnya, Jess No Limits, yang sudah mempunyai lebih dari 6 juta pengikut di Youtube.
Awalnya dia hanya sebagai pemain gim biasa, namun lambat laun e-Sports menjadi jalan profesinya yang tak hanya melambungkan nama tapi juga mendapat penghasilan besar.
"Ini profesi sendiri, jadi orang bisa berpikir bahwa tidak hanya menjadi pegawai tetapi juga sebagai profesi," kata dia.
Rudiantara juga mengungkapkan jika pemerintah ingin berubah dari regulator menjadi fasilitator dengan menggelar berbagai turnamen e-Sports di berbagai daerah.
"Kami juga ingin mengadakan acara esport tidak hanya di Jakarta, tapi di banyak wilayah," kata dia.
Baca juga: IDBYTE jadi media kampanyekan kesetaraan gender di e-Sports
Baca juga: IDBYTE 2019, babak baru industri e-Sports Indonesia
Baca juga: "E-sport" dipertandingkan di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional XVI
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019