Jakarta (ANTARA) - Pemprov DKI Jakarta menjalin kerjasl sama dengan delapan perusahaan digital yang bergerak pada bidang kerja masing-masing untuk membantu menyelesaikan masalah di Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyaksikan langsung penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan delapan perusahaan digital yakni Nodeflux, Botika, DuitHape, Grab, Tokopedia, Bukalapak, Shopee dan Gojek di Balai Kota Jakarta, Jumat, menyatakan pihaknya ingin mewujudkan Jakarta sebagai kota 4.0.
Baca juga: Wapres JK: "Start Up Business" di Indonesia harus untung
Baca juga: Wapres sebut "unicorn" di Indonesia sama saja seperti koperasi
"Kami harap dari penandatanganan ini terwujud Jakarta sebagai kota 4.0, selain itu ada begitu banyak masalah yang ada di kota ini bisa diselesaikan bersama. Tujuannya, seperti dalam Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ucap Anies.
Adapun kota 4.0 yang disebutkan Anies adalah kota dengan pemerintah kota sebagai kolaborator dan warga sebagai ko-kreator, bekerja sama untuk mengatasi masalah.
Anies mengambil contoh saat Presiden Sukarno meminta masyarakat membantu pemerintah memberantas buta huruf pada 1948 yang dikatakannya diulang di Jakarta.
"Di mana-mana orang melakukan pemberantasan buta huruf. Di teras rumah, semua orang lakukan. Kita sekarang, hampir 100 persen melek huruf. Tidak banyak bangsa sebesar Indonesia lakukan itu. Kita kembalikan semangat pergerakan yang menjadi cikal bakal republik ini. Tapi dikelola modern, dipercaya oleh mekanisme pasar. Insya Allah, dengan percaya sistem pasar, kita bisa berkelanjutan," kata Anies.
Baca juga: Yayasan Madani: masalah Jakarta harus selesai meski ibu kota pindah
Bagi Anies, delapan perusahaan digital tersebut telah memberi jawaban kebutuhan masyarakat, mulai dari pengembangan UMKM sampai transportasi.
"Kebutuhan masyarakat diberikan solusi oleh mereka. Kami pemerintah penyedia layanan, pembuat regulasi dan punya kewajiban konstitusional untuk membentuk kota yang nyaman dan rumah untuk semua," kata Anies menambahkan.
Perlu diketahui, Pemprov DKI Jakarta berupaya mewujudkan smart governance melalui kolaborasi bersama emerging startup seperti Nodeflux yang berperan di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence), digunakan untuk mendeteksi pelat nomor kendaraan wajib pajak.
Melalui kerja sama ini, pelat kendaraan wajib pajak yang melintasi jalanan Jakarta dapat tersambungkan dengan sistem perpajakan untuk mencari potensi pendapatan daerah yang selama ini tersembunyi atau tidak dibayarkan oleh wajib pajak.
Pemprov DKI Jakarta juga berkolaborasi dengan Botika yang juga mengembangkan kecerdasan buatan dengan menghadirkan Javira atau asisten virtual berupa chatbot, serta DuitHape untuk kemudahan distribusi bantuan sosial dan menggerakkan roda perekonomian di seluruh lapisan masyarakat.
Selain itu, kolaborasi dalam upaya smart mobility dilakukan melalui transportasi yang terintegrasi, aman dan terlacak secara daring bersama Gojek dan Grab.
Selanjutnya, dalam mewujudkan smart economy, kolaborasi melalui e-payment dan transparansi melalui kolaborasi dengan e-commerce raksasa, Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee.
"Kreativitas dan inovasi melalui kolaborasi perusahaan teknologi, ditujukan untuk mewujudkan Digital Economy Ecosystem. Melalui acara ini, diharapkan menjadi titik tolak kolaborasi Pemprov DKI Jakarta dengan warga, khususnya perusahaan rintisan di bidang teknologi untuk mewujudkan Jakarta sebagai city 4.0, melalui implementasi Jakarta Smart City," ucap Anies.
Jakarta Smart City menjadi wadah validasi bagi para Startup dalam mengembangkan produk rintisannya. Penandatanganan MoU ini disebut pihak pemprov menjadi bentuk keseriusan DKI Jakarta untuk bersama-sama menciptakan konsep kota cerdas yang partisipatif melalui Jakarta Smart City sebagai innovation hub dan living lab di Jakarta.
Baca juga: Jakarta masuk kota teroptimis terkait transformasi digital
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019