Desa Sambik Elen, daerah produksi utama kopi dan kacang mete di Kabupaten Lombok Utara, adalah salah satu daerah yang mengalami dampak terparah.Mataram (ANTARA) - Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) bersama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan kemitraan untuk mendorong pembangunan ekonomi di sebuah desa pertanian yang pernah dilanda gempa bumi di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Peluncuran kerja sama UNDP - Baznas tu dilakukan oleh Wakil Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Sophie Kemkhadze, Komisioner Baznas Nana Mintarti, bersama Bupati Lombok Utara Dr H Najmul Akhyar di Desa Sambik Elen, Kabupaten Lombok Utara, Jumat.
Komisioner Baznas Nana Mintarti menyebutkan pada Agustus 2018, Pulau Lombok dilanda gempa berkekuatan 7,0 pada Skala Richter, yang menewaskan 564 orang dan menyebabkan 400.000 orang lainnya mengungsi.
Gempa tersebut juga merusak lebih dari 70.000 rumah dan infrastruktur utama kegiatan ekonomi pertanian.
"Desa Sambik Elen, daerah produksi utama kopi dan kacang mete di Kabupaten Lombok Utara, adalah salah satu daerah yang mengalami dampak terparah," katanya.
UNDP dan Baznas, kata dia, kemudian menyelenggarakan acara di pulau Lombok, satu minggu setelah meluncurkan sebuah desa agrowisata di Jambi, salah satu kantong komoditas utama Indonesia.
Kedua inisiatif tersebut merupakan bagian dari kolaborasi yang lebih besar tentang tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) sebagai kelanjutan pembangunan pembangkit listrik mikro hidro di provinsi Jambi tahun lalu.
Baca juga: Baznas-UNDP bangun desa agrowisata di Jambi
Di bawah kemitraan tersebut, lanjut Nana, penduduk Desa Sambik Elen akan belajar keterampilan baru untuk meningkatkan produksi tanaman, memelihara perkebunan, dan menciptakan produk jadi untuk membangun usaha ekonomi menggunakan komoditas lokal.
"Kolaborasi kami dalam meningkatkan pembangunan ekonomi lokal di Sambik Elen akan mencakup beberapa potensi di sana seperti jambu mete, kopi, porang, madu trigona, dan UKM," ucap Nana.
Sementara itu, Wakil Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Sophie Kemkhadze mengatakan pemanfaatan ekonomi lokal akan memberikan kesempatan bagi desa yang dilanda gempa untuk membangun kembali dengan lebih baik.
Keterampilan baru dan pemahaman tentang produksi pertanian diperlukan untuk meningkatkan mata pencaharian petani. Keterampilan baru seperti itu sangat diperlukan untuk mempercepat proses pembangunan kembali di daerah yang dilanda gempa.
Ia menambahkan kemitraan tersebut dapat menciptakan peluang besar bagi penduduk Desa Sambik Elen untuk membangun kembali dengan lebih baik, setelah selamat dari salah satu bencana besar dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: UNDP dorong percepatan investasi di energi terbarukan
"Ini juga merupakan peluang untuk menciptakan sumber pendapatan baru bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan, termasuk perempuan," kata Kemkhadze.
Bupati Lombok Utara, Bapak Najmul Akhyar menyampaikan, apresiasinya kepada Baznas dan UNDP Indonesia terkait perhatian dua lembaga untuk membangun kembali Desa Sambik Elen.
"Saya berharap agar desa itu dapat menjadi proyek percontohan 'kebangkitan ekonomi lokal' di desa lainnya," ucap Najmul.
Bersama dengan badan-badan PBB lainnya, UNDP telah melaksanakan program bantuan bencana cepat di pulau Lombok, untuk mendukung upaya pemulihan setelah bencana pada 2018, dengan sebagian dana berasal dari sumber daya UNDP sendiri dan dana tanggap darurat pusat PBB.
Hasil dari inisiatif tersebut adalah untuk meningkatkan keberlanjutan sektor pertanian di desa dengan memberikan bantuan teknis baik on-farm maupunoff-farm.
Setelah mengidentifikasi fitur potensial di Sambik Elen, peluang nilai tambah dapat diberikan kepada petani lokal untuk pencapaian keuntungan yang signifikan. Pengembangan peralatan produksi melalui pinjaman lunak dan hibah mikro yang ditargetkan diharapkan di desa ini.
UNDP berharap inisiatif pembangunan ekonomi lokal ini akan mengakomodasi upaya untuk mengentaskan kemiskinan di daerah yang terkena bencana alam untuk mencapai SDGs, terutama tujuan nomor satu (peniadaan kemiskinan), dan nomor delapan (pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi).
Pewarta: Awaludin
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019