Jakarta (ANTARA News) - Global bond (obligasi internasional) yang ditawarkan pemerintah Indonesia mengalami oversubcribe (permintaan melebihi jumlah yang ditawarkan) sehingga pemerintah harus menjual lebih banyak dari target indikatif.
Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto, melalui pesan singkatnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu, menyebutkan, penerbitan global bond Juni 2008 mencapai 2,2 miliar dolar AS, sedangkan target indikatifnya hanya 1,5 miliar dolar AS.
Global bond 2,2 miliar dolar AS itu terdiri atas tiga jenis yaitu Indo 14 (reopening), Indo 18, dan Indo 38. Penawaran kali ini merupakan penawaran terbesar untuk transaksi tunggal. Penawaran yang masuk dari calon investor mencapai enam miliar dolar AS.
Penetapan harga ("pricing") sudah dilakukan di New York pada 17 Juni 2008 waktu setempat.
"Permintaan pembelian sebesar 6 miliar dolar AS merupakan book-order terbesar selama ini dalam penawaran global bond Indonesia," katanya.
Rahmat menjelaskan, Indo 14 berjumlah 300 juta dolar AS dengan yield 6,694 persen, Indo 18 sebesar 900 juta dolar AS dengan yield 7,278 persen, dan Indo 38 sebesar 1 miliar dolar AS dengan yield 8,154 persen.
Dari roadshow delegasi Indonesia (pejabat Depkeu dan BI bersama Joint Lead Managers-Deutsche Bank-Credit Suisse-Lehman Brothers) ke beberapa kota di dunia, global bond Indonesia mendapatkan sambutan sangat besar dari investor.
Mereka menilai Indonesia memiliki catatan kredit yang baik, fundamental ekonomi yang menguat, dan mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari pelaku pasar internasional, meskipun dalam keadaan sulit.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008