Jakarta (ANTARA News) - Cadangan devisa RI akan bertambah besar dengan adanya penjualan/penerbitan obligasi internasional sebesar 2,2 miliar dolar AS pada Juni 2008 ini. "Kami tidak terlibat langsung dalam `roadshow` penerbitan obligasi internasional ini, tetapi ini akan meningkatkan cadangan devisa kita," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), B Hartadi A. Sarwono, di Jakarta, Rabu. Pemerintah menerbitkan obligasi internasional dalam tiga jenis, yaitu Indo 14 sebesar 300 juta dolar AS, Indo 18 sebesar 900 juta dolar AS, dan Indo 8 sebesar 1 miliar dolar AS. Besarnya bunga atas obligasi internasional itu adalah sebesar 7,75 persen. "Saat roadshow kami tidak terlibat langsung. Itu urusan pemerintah selaku `issuer` (penerbit)," kata Hartadi. Sementara Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan (BKF), Anggito Abimanyu, ketika ditanya apakah jumlah itu tidak terlalu besar, mengatakan jumlah itu sesuai permintaan pasar. "Itu sesuai permintaan pasar," kata Anggito singkat. Penerbitan obligasi merupakan langkah pemerintah untuk memenuhi sebagian pembiayaan APBN. Pemerintah memperkirakan bahwa berdasar pertimbangan kondisi terakhir hingga Mei 2008, realisasi defisit selama tahun anggaran 2008 akan mencapai Rp82,3 triliun atau 1,8 persen dari PDB. Angka defisit itu diperoleh dari perhitungan anggaran pendapatan dan hibah negara yang akan mencapai Rp937,8 triliun dan belanja negara yang akan mencapai Rp1.020,1 triliun. Sebelumnya APBNP 2008 menetapkan pendapatan negara dan hibah sebesar Rp895 triliun dan belanja negara sebesar Rp989,3 triliun, sehingga terdapat defisit 2,1 persen dari produk domestik bruto (PDB). (*)
Copyright © ANTARA 2008