"Kami sudah menyepakati dalam rapat teknis dengan komisioner dan pihak Pemerintah Kota Parepare di Makassar. Kesepakatannya memilih ikon patung Habibie dan Ainun sebagai logo pesta penyiaran tahun ini," kata Ketua Panitia KPID Award, Riswansyah Muchsin, di Makassar,Jumat.
Menurutnya sangat tepat bila ikon tersebut dipilih, mengingat Baharuddin Jusuf (BJ) Habibie merupakan Presiden Indonesia ke-3 sekaligus putra terbaik bangsa yang lahir di Kota Pare-pare, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Monumen Ainun-Habibie di kota Pare-pare
Baca juga: Patung Habibie 7 meter akan dipajang di Bandara Djalaluddin
Selain itu KPID Sulsel turut berduka dan berkabung atas wafatnya bapak teknokrat yang menjadi inspirasi semua orang hingga ke luar negeri dan menjadi tokoh kebanggaan Indonesia di mata Internasional yang dinobatkan menjadi bapak Demokrasi bangsa yang pantas menjadi teladan.
"Sebelum kepergian almarhum, kami sudah sepakat menjadikan ikon pada logo di kegiatan KPID Award nanti di kampung halaman Pak Habibie, Kota Pare-pare. Ini juga sebagai bentuk penghormatan dan kebanggaan kami terhadap mendiang eyang Habibie," paparnya.
Sebagai lembaga penyiaran yang aktif mengawasi penyiaran di Sulsel, KPID menyampaikan duka sedalam-dalamnya kepada almarhum serta dimudahkan jalannya dan mendapat tepat layak di sisi Allah SWT.
Pria yang pernah bergelut sebagai jurnalis televisi swasta itu menuturkan, kehadiran ikon Habibie-Ainun di logo KPID Award diharapkan bisa menjadi salah satu instrumen dalam memajukan insan dunia penyiaran di Sulsel.
Tidak hanya itu, sebagai lembaga penyiaran mampu menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, kesetiaan dan kebangsaan yang peduli dengan masa depan generasi bangsa.
Pelaksanaan semarak KPID Award tahun ini akan menjadi sejarah baru di lembaga pengawas penyiaran ini. Mengingat selama kurung waktu 14 tahun terakhir pelaksanaannya baru pertam kali pertama dihelat di luar Kota Makassar di Kota Parepare yang dijuluki sebagai kota Bandar Madani.
Baca juga: PWI Bali usulkan BJ Habibie dinobatkan sebagai Bapak Kemerdekaan Pers
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019