Palembang (ANTARA) - Pengurus Badan Wakaf Indonesia (BWI) mencatat wakaf tanah yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air mencapai 5,5 miliar meter persegi yang sebagian besar dimanfaatkan untuk pembangunan masjid dan pondok pesantren.
Potensi wakaf yang cukup besar itu memerlukan pengelolaan yang lebih baik dan pengembangan kegiatan produktif, kata Ketua Badan Pelaksana BWI
Mohammad Nuh, di Palembang, Jumat.
Menurut dia, wakaf tanah, uang atau barang bergerak dan tidak bergerak lainnya tidak hanya untuk membangun masjid tetapi bisa digunakan untuk bisnis.
Baca juga: Badan wakaf dorong penguatan wakaf lewat konsorsium
Nadjir atau pengelola wakaf harus kreatif dengan melakukan tindakan produktif memanfaatkan harta wakaf untuk bisnis yang hasilnya bisa menyejahterakan masyarakat," ujarnya.
Dia menjelaskan, BWI yang didirikan pada 2004 terus berupaya melakukan pengembangan pengelolaan wakaf dan mendorong masyarakat menjadi agen atau penggerak wakaf produktif.
Untuk pengembangan pengelolaan harta wakaf, BWI telah memulainya dengan membangun sejumlah rumah sakit di Pulau Jawa yang sekarang ini telah menghasilkan keuntungan yang bisa dimanfaatkan untuk membantu kaum dhuafa berobat dan peningkatan kesejahteraannya.
Baca juga: BWI sasar dunia pendidikan promosikan wakaf
Pembangunan rumah sakit dan usaha produktif lainnya akan terus dikembangkan sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang lebih luas, katanya.
Untuk menghimpun harta wakaf yang lebih besar agar bisa dikembangkan menjadi kegiatan usaha produktif, pihaknya mengajak pelajar dan mahasiswa sebagai generasi milenial untuk terlibat dalam penghimpunan dan pengelolaan harta wakaf, serta menjadikannya sebagai gaya hidup.
Baca juga: BWI: pengetahuan wakaf masyarakat masih rendah
Generasi milenial secara nasional terdapat sekitar 110 juta orang, potensi yang cukup besar itu akan dimanfaatkan secara maksimal untuk penggalangan wakaf, ujar Mohammad Nuh.
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019