Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar HM Jusuf Kalla menegaskan Partai Golkar bukan merupakan partai keturunan yang bisa terus berganti ke anak cucunya."Partai Golkar itu, bukan partai keturunan yang bisa diganti anak cucunya. Pertanggungjawaban bukan dari keturunan. Karena itu faktor ketertiban sangat penting. Partai bukan kerajaan. Jangankan minta uang, belum apa-apa sudah ditahan," kata Ketua umum DPP Partai Golkar saat penutupan rapat koordinasi teknis keuangan pemilu 2009 partai Golkar di Jakarta, Selasa malam.Karena itu, tambah Jusuf Kalla, semua harus dicatat dengan baik. Menurut Jusuf Kalla, jika dulu ada catatan pemasukan dan pengeluaran seperti catatan di sebuah toko atau kios, pada zaman itu mungkin masih dibolehkan. Namun untuk Pemilu 2009 nanti, tambahnya, hal tersebut sudah tidak bisa lagi. Semua sudah harus terbuka karena akan diperiksa oleh akuntan publik, dan publik boleh baca."Jadi saudara-saudara harus bekerja secara terbuka. Anda adalah manajer-manajer keuangan partai di daerah-daerah. Anda bisa kena, (jika) tiba-tiba ada bantuan dari Singapura, Amerikan Serikat atau negara asing lainnya. Matilah kita. Jadi, kalau ada bantuan, harus sesuai dengan kita," kata Jusuf Kalla di hadapan ratusan peserta rakornis. Jusuf Kalla juga mengingatkan para kader bahwa di masa mendatang masyarakat menilai sebuah partai karena penghargaan atas kemampuan partai untuk mencapai cita-cita. Karena itu partai yang bersih, tidak KKN, terang, pintar dan mampu akan mendapatkan penghargaan dari masyarakat. "Bukan partai yang keras berteriak-teriak. Kalau begitu cukup sediakan pengeras suara, beli pengeras suara yang banyak. Tapi tidak begitu," kata Jusuf Kalla. Dalam kesempatan itu Jusuf kalla juga menekankan pentingnya efisiensi. Partai tidak perlu bermewah-mewahan lagi. Karena saat ini masyarakat sudah bosan dengan hal tersebut. Masyarakat, tambahnya, justru akan lebih menghargai kesederhanaan. "Ingat, semua orang itu ada batasnya. Semua orang itu tak suka kemewahan dan lebih suka kesederhanaan," katanya. Jusuf Kalla mengingatkan agar para bendahara daerah bisa pintar-pintar mengatur sesuai dengan kemampuan daerah masing-masing. Ia mengingatkan agar daerah tidak menggantungkan kepada bantuan DPP. DPP tambahnya memang mengumpulkan dana tapi yang di daerah juga harus berusaha. Semua potensi harus digerakkan dan yang dibutuhkan adalah semangat yang sama untuk mengubah bangsa ini dengan pemerintahan yang kuat. "Itu berarti bagaimana partai Golkar harus menang. Ini berarti bagaimana posisi. Tak ada partai yang bercita-cita menjadi oposisi. Semuanya ingin jadi pemerintah. Ada yang menempatkan diri di situ (oposisi) "kecelakaan" yakni kalah dalam pemilu. Makanya, jangan mau kalah," kata Jusuf Kalla. Sementera bendara DPP Partai Golkar Andi Achmad Dara melaporkan bahwa rakornis keuangan partai Golkar kali ini merupakan angkatan ke empat dari rangkaian rakornis yang telah dilaksanakan. Menurut Anda Achmad Dara, hal ini dilakukan untuk sosialisasikan Pemilu UU 10/2008.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008