Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo minta Bupati dan Walikota serta jajaran instansi terkait di daerahnya menindak distributor dan agen yang menyelewenangkan jatah pupuk bersubsidi karena bisa mempengaruhi produksi padi daerah ini yang mentargetkan surplus beras dua juta ton musim tanam 2008-2009. "Kalau ada oknum distributor atau jaringannya yang ketahuan menyelundupkan pupuk bersubsidi supaya ditindak dan diproses hukum," tandasnya pada pembukaan rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan provinsi Sulsel di Makassar, Selasa. Rakor yang diikuti Bupati/Walikota, para Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura kabupaten/kota, penyuluh pertanian, wakil PT. Pusri, Distributor dan lainnya, Gubernur mengingatkan agar masyarakat yang mengetahui adanya penyimpangan pupuk yang dilakukan oknum-oknum tertentu supaya dilaporkan ke polisi. "Segera laporkan ke aparat penegak hukum, termasuk yang menjual pupuk bersubsidi kepada pengelola tambak udang/bandeng karena pupuk bersubsidi tersebut hanya untuk tanaman pangan bukan tambak," katanya mengingatkan. Menurut Syahrul,program surplus beras Sulsel dua juta ton tahun ini juga didukung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai upaya pemerintah untuk peningkatan kesejahteraan petani dan keluarganya. Karena itu, Bupati/Walikota dan jajaran pemerintahan lainnya di kabupaten melakukan pengawasan terhadap pupuk bersubsidi guna mencegah penyelundupkan ke tempat lain. Sebab jika hal itu terjadi, maka program surplus beras yang dicanangkan pemerintah provinsi bisa gagal karena masalah pupuk bersubsidi `hilang` di tingkat distributor. Syahrul yang juga Ketua Dewan Ketahanan Pangan Sulsel mengatakan, dibutuhkan sekitar 2.800 penyuluh pertanian yang akan mengawasi 800 ribu hektar sawah yang ditanami bibit padi unggul untuk mendapatkan surplus beras dua juta ton. Dana dibutuhkan untuk mendukung program ketersediaan stock pangan nasional mencapai Rp800 miliar atau rata-rata Rp1 juta setiap hektar untuk pembelian pupuk, bibit. Sedangkan hasil yang akan diperoleh petani lewat program ini di Sulsel setelah berasnya dijual akan mencapai RP14 triliun, sehingga tingkat kesejahteraan keluarga petani bisa lebih baik lagi.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008