Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS, Selasa pagi, cenderung stabil atau naik tipis satu poin menjadi Rp9.312/9.322 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp9.313/9.326. "Rupiah memang berpeluang untuk naik lagi, namun agak tertahan dengan melemah bursa Wall Street, sehingga bursa regional seperti indeks Nikkei Jepang cenderung stabil," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Selasa. Meski demikian, menurut dia, peluang rupiah untuk menguat masih ada, setelah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menaikkan suku bunganya dari 8,25 persen menjadi 8,50 persen. Kenaikan suku bunga LPS itu akan memicu rupiah kembali bergerak naik, ujarnya. Dikatakannya, otoritas moneter Indonesia juga menginginkan rupiah menguat berada di bawah angka Rp9.300 per dolar AS, namun pergerakan kenaikannya cenderung agak berat. Karena itu, Bank Indonesia (BI) selalu berada di pasar memantau pergerakan rupiah terhadap dolar AS, namun intervensi yang dilakukan cenderung hati-hati, katanya. Rupiah, lanjut dia, memang berpeluang untuk bisa naik kembali cukup besar, apalagi sejumlah investor asing dan fund manager dari Australia telah menyatakan berminat menginvestasikan dana mereka di pasar domestik. Bahkan, sejumlah investor dari kawasan Timur Tengah juga telah melakukan berbagai investasi, terutama di sektor perbankan, katanya. Pergerakan rupiah untuk bisa berada di bawah angka Rp9.300 per dolar AS hanya tinggal menunggu waktu saja, apalagi kondisi domestik cukup stabil yang mendorong minat investasi dari asing semakin tinggi. "Kami optimis pertumbuhan ekonomi nasional akan berjalan sebagaimana yang diharapkan," katanya. Sementara itu di pasar regional, dolar AS turun menjadi 107,85 yen dari sebelumnya 108,27, dan euro terhadap naik menjadi 1,5436 dari 1,5379. (*)
Copyright © ANTARA 2008