Washington (ANTARA News) - Gedung Putih mengatakan bahwa pihaknya tak dapat berharap bahwa pertemuan antara para produsen dan konsumen minyak utama di Jeddah akhir pekan ini akan menghasilkan komitmen untuk menaikkan produksi. "Kami belum bisa memperkirakan hasil dari pertemuan ini untuk mengumumkan penambahan produksi," kata juru bicara Gedung Putih, Tony Fratto, kepada AFP saat ditanya seputar pertemuan Jedah, yang dijadwalkan Minggu (22/6). Ia mengatakan Presiden AS George W. Bush akan berkonsultasi dengan para penasehatnya Selasa, setelah ia kembali dari lawatannya ke Eropa untuk memutuskan siapa yang akan mewakili Amerika Serikat pada pertemuan itu. Fratto menyambut baik pengumuman Sekjen PBB, Ban Kim-Moon bahwa Arab Saudi menyatakan padanya bahwa negara itu akan meningkatkan lagi produksi minyaknya dengan 200.000 barel per hari pada Juli. Harga minyak meroket ke rekor tinggi hampir mencapai 140 dolar per barel meskipun adanya pemberitaan bahwa Arab Saudi telah bersedia untuk menaikkan produksi guna membantu menekan lonjakan harga energi yang mengancam pertumbuhan ekonomi global. Sekjen PBB itu bertemu dengan Menteri Perminyakan Ali al-Nuaimi di kota bandara Jeddah selama lawatan sehari ke negara produsen minyak terbesar dunia itu. Farhan Haq, juru bicara yang menyertai lawatan Ban, mengatakan dalam sebuah e-mail bahwa Al-Nuaimi menyatakan kepada Ban pihaknya akan meningkatkan produksi dengan 200.000 barel per hari mulai Juni hingga Juli. Pada Mei, negara itu telah menambah produksinya dengan 300.000 barel per hari. Sehingga produksi minyak Arab Saudi pada Juli 2008 akan mencapai 9,7 juta barel per hari, kata Haq. Ban juga mengatakan bahwa Arab Saudi memahami bahwa harga minyak yang tinggi, mencapai 139 dolar per barel pada awal bulan ini, adalah tidak normal. "Arab Saudi percaya bahwa harga minyak saat ini tidak normal dan ia siap memulihkan harga ke tingkat yang pantas," kata Ban seperti dikemukannya kepada pers di Jeddah. Arab Saudi khawatir bahwa harga minyak yang bertahan tinggi akan secara perlahan mengurangi keinginan besar dunia terhadap minyak. Arab Saudi menyerukan diadakan pertemuan negara-negara produsen dan konsumen minyak pada 22 Juni mendatang di Jeddah untuk membicarakan berbagai langkah yang terkait dengan harga energi yang terus melonjak. New York Times melaporkan Sabtu lalu, mengutip analis dan trader yang tidak bersedia disebut namanya bahwa kenaikan produksi negara itu sekitar 500.000 barel per hari akan diumumkan menyusul pertemuan tersebut. Harga minyak mentah telah mencapai rekor tinggi, melampaui 139 dolar per barel pada 6 Juni lalu setelah melonjak hampir 11 dolar dalam perdagangan sehari saat itu. Presiden Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) Chakib Khelil, mengatakan bahwa OPEC belum akan membuat keputusan baru mengenai tingkat produksi sampai pertemuan 9 September mendatang di Wina. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008