Beijing (ANTARA News) - Ekonomi Cina tahun 2008 diperkirakan akan tumbuh melambat sebesar 10,4 persen disebabkan memburuknya faktor eksternal dan kebijakan pengetatan di dalam negeri, demikian laporan Universitas Renmin China (RUC) dan Sekuritas Donghai."Produk domestik bruto (GDP) Cina tahun lalu sebesar 11,9 persen, yang merupakan terbesar di dunia yang pertumbuhan tercepat, yang mencapai pertumbuhan dua digit dalam lima tahun berturut-turut," demikian laporan itu seperti dikutip Xinhua, di Beijing, Senin.GDP Cina dalam kuartal pertama 2008 sebesar 10,6 persen, turun 1,1 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.Kondisi ini disebabkan oleh melemahnya permintaan eksternal terhadap produk ekspor China serta badai salju yang memburuk selama lima dekade terakhir."Situasi tersebut bukan jangka pendek, perbaikan sementara," sebut Jurnal Sekuritas Cina, yang mengutip pernyataan Liu Yuanchun, wakil presiden Sekolah Ekonomi RUC. Ekonomi Cina, katanya, memiliki sebuah peluang melemahnya pertumbuhan kembali dalam jangka pendek tapi mempercepat pelemahan di jangka menengah. Laporan tersebut menyarankan agar pemerintah mengawasi ekspor biji-bijian dan meningkatkan subsidi bagi produk pertanian. Melonjaknya harga makanan sebagai akibat utama terjadinya lonjakan inflasi Cina yang besarnya mencapai sepertiga dari penyebab inflasi. Inflasi turun menjadi 7,7 persen pada Mei 2008 menyusul turunnya harga makanan setelah naik pada tahun lalu. Inflasi pada April sebesar 8,5 persen, Maret 8,3 persen, dan Februari sebesar 8,7 persen. Laporan itu menyebutkan pula bahwa inflasi akan mencapai 7,1 persen selama 2008, di atas target pemerintah 4,8 persen, sementara surplus perdagangan akan turun menjadi 3,4 miliar dolar AS selama 2008. Surplus perdagangan selama Mei turun jadi 20,2 miliar dolar AS, turun 10 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008