Data yang masuk akan terus bertambah dan hingga saat ini kami masih melakukan rekapitulasi untuk mengupdate data distribusi air bersih pada respon kekeringan,
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) mendistribusikan air bersih sebanyak 16.377.400 liter ke sejumlah lokasi di Indonesia yang terdampak bencana kekeringan dan kesulitan air bersih.
"Untuk jumlah warga penerima manfaat atau air bersih sebanyak 636.779 jiwa. Mereka tersebar di Provinsi Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Nusat Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan," kata Kepala Posko PMI Pusat Masfuri melalui sambungan telepon dari Sukabumi, Kamis.
Menurutnya, data tersebut terus berubah karena layanan distribusi air bersih masih terus dilakukan sehingga data itu merupakan sementara. Adapun rinciannya untuk distribusi air bersih di Banten sebanyak 82 ribu liter dengan mengerahkan dua truk tanki air, delapan personel PMI dan jumlah warga penerima manfaat sebanyak 4.790 jiwa.
Baca juga: PMI dan ICRC gelar lokakarya Health Care in Danger
Kemudian di Jabar dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 54.021 jiwa, air bersih yang didistribusikan sebanyak 435 ribu liter dengan mengerahkan 15 personel PMI dan lima truk tangki. Selanjutnya, 11.530.000 liter air bersih telah didistribusikan kepada 471.455 jiwa warga Jateng dengan mengerahkan 66 personel dan 22 truk tangki.
Sementara di Jatim jumlah personel yang dikerahkan 44 orang untuk mendistribusikan air bersih sebanyak 1.180.400 liter dengan menggunakan 14 truk tanki untuk 75.948 jiwa. Di Bali 40 ribu liter air bersih telah disalurkan kepada 2.667 jiwa dengan mengerahkan tiga personel dan satu truk tangki.
Pada respon bencana kekeringan di NTB jumlah air bersih yang sudah disalurkan sebanyak 410 ribu liter untuk 4.943 jiwa dengan mengerahkan personel sebanyak 24 orang dengan menggunakan delapan truk tanki.
Terakhir di Sulsel air bersih yang sudah disalurkan sebanyak 65 ribu liter untuk 2.482 jiwa dengan menggunakan satu truk tanki dan mengerahkan tiga relawan PMI.
Baca juga: PMI latih petugas tanggap bencana dari 10 negara ASEAN
"Data yang masuk akan terus bertambah dan hingga saat ini kami masih melakukan rekapitulasi untuk mengupdate data distribusi air bersih pada respon kekeringan," tambahnya.
Sementara, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Arifin M Hadi mengatakan pemerintah memprediksi pada musim kemarau tahun ini bakal mengakibatkan 48.491.666 jiwa terancam kekeringan di 28 provinsi.
Kemudian berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau yang melanda mulai Juli dan diprediksi hingga Oktober 2019 puncaknya terjadi pada Agustus 2019.
Maka berdasarkan informasi itu PMI langsung melakukan langkah dan respon cepat dalam meminimalisasikan dampak kemarau panjang ini salah satunya mendistribusikan air bersih ke sejumlah lokasi di Indonesia.
Pada operasi ini pihaknya sudah menginstruksikan ke seluruh relawan PMI yang ada di daerah untuk memberikan pelayanan kepada warga khususnya yang kesulitan mendapatkan air bersih.
"Pelayanan yang kami diberikan ini diharapkan bisa mengurangi beban warga yang kesulitan mendapatkan air bersih, apalagi hampir seluruh provinsi di Indonesia terdampak kemarau panjang. Dalam penanggulangan bencana kekeringan ini kami pun berkoordinasi dengan pemerintan daerah setempat," jelasnya.
Baca juga: PMI luncurkan program membangun ketangguhan dan kesiagaan bencana
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019