Indonesia dan Jepang akan bekerjasama di bidang arsip digital budaya, sebagai salah satu inisiatif yang mengemuka dalam Pertemuan ke-15 Pejabat Tinggi ASEAN untuk Urusan Kebudayaan dan Kesenian (the 15th ASEAN Senior Officials Meeting for Culture and Arts/SOMCA and Related Meetings) di Yogyakarta.
Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, melalui inisiatif ini pihak Jepang akan membantu untuk merekam secara digital koleksi-koleksi yang dimiliki Indonesia di Museum Nasional dan Galeri Nasional.
Baca juga: Jepang pererat budaya dengan Indonesia
Arsip digital dinilainya istimewa karena dibuat dalam format tiga dimensi (3D) dengan teknologi terbaru, yang tentunya sangat menarik dan diperlukan saat ini dimana masyarakat banyak menggunakan media digital untuk berkomunikasi.
“Kerja sama ini akan membawa warisan budaya kita ke level baru, yang bisa dikomunikasikan ke publik dengan menggunakan teknologi digital,” kata Hilmar ditemui usai ASEAN-Jepang SOMCA di Yogyakarta, Rabu (11/9).
Kerja sama arsip digital budaya antara ASEAN-Jepang rencananya akan diluncurkan di Jakarta, November mendatang.
Selain Indonesia, beberapa negara ASEAN yang juga tertarik bekerjasama dalam bidang ini yakni Myanmar, Vietnam, dan Laos.
Selain koleksi budaya di Museum Nasional dan Galeri Nasional, Indonesia mengajukan warisan budaya yang telah diakui UNESCO untuk juga dibuatkan arsip digitalnya.
“Kita kan punya Borobudur, Prambanan, Sangiran, Subak di Bali, seandainya kita ke arsip digital akan sangat membantu mempopulerkan warisan budaya itu ke luar,” kata Hilmar.
Baca juga: Indonesia-Jepang rintis kerja sama pengarsipan warisan budaya
Baca juga: Thailand sebut identitas ASEAN harus menyoroti keberagaman
Baca juga: Pejabat tinggi ASEAN dukung narasi identitas yang diusulkan Indonesia
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019