Jakarta (ANTARA) - Mata kering terjadi saat hilangnya keseimbangan komponen air mata yang ditandai berbagai gejala, salah satunya kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.

Gejala lainnya, kata dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC), Dr Nina Asrini Noor, SpM, adalah air mata tidak stabil dan peningkatan kekentalan air mata.

Kondisi itu disebabkan sejumlah faktor pendorong seperti degeneratif, ketidakstabilan hormon dan penggunaan obat obatan.

Namun, aktivitas dengan atensi visual atau fokus tinggi dalam durasi waktu lama, seperti menatap monitor atau gawai, membaca buku dan mengemudikan kendaraan dapat menjadi faktor penyebab mata lelah dan kering.

"Karena pada saat sedang fokus, frekuensi berkedip berkurang, sehingga mata terasa seperti mengganjal, mudah merah berulang, berair, terasa kering, sensasi berpasir, ada kotoran mata, terasa lengket, rasa gatal yang memicu untuk mengucek mata," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

Agar tak mengalami mata kering, ada beberapa gaya hidup yang perlu dimodifikasi, antara lain mengurangi paparan AC, membatasi kegiatan dengan atensi visual tinggi antara lain mengurangi durasi di depan monitor atau gawai dan penggunaan lensa kontak sesuai instruksi dokter mata.

Cara lainnya, lakukan kompres hangat pada kelopak mata dan menjaga kelopak mata tetap higienis, konsumsi air dalam jumlah yang cukup.

Aplikasikan tetes mata lubrikan (artificial tears) untuk membantu meringankan gejala mata kering.

"Apabila gejala tidak berkurang, kami menganjurkan lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis mata untuk mengetahui diagnosis yang tepat dan penanganan yang baik," saran Nina.

Baca juga: Lipatan seputar mata terkadang bukan semata kantong mata

Baca juga: Enam kebiasaan kecil yang bisa merusak mata

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019