Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dan DPR mengkaji kemungkinan pencapaian Produk Domestik Bruto (PDB) 2009 sebesar Rp5.275,9 triliun, dengan mengandalkan ekspor dan investasi. "Dengan PDB sebesar itu, maka PDB per kapita kita sudah mencapai lebih dari 2.700 dolar AS. Tapi sepertinya kita masih berada di level 'middle income countries'," kata Sesmeneg PPN/Sestama Bappenas, Syahrial Loetan, di Jakarta, Senin. Menurutnya, ekspor utama pada 2009 diharapkan berasal dari non migas, sementara sektor-sektor sumber daya alam menjadi faktor utama penarik investasi. "Tapi jangan lupa, ekonomi yang membaik membuat kemampuan masyarakat untuk berkonsumsi menjadi lebih kuat," katanya. PDB sebesar itu, tambahnya, diperoleh dengan pertumbuhan ekonomi 6,2 persen dan inflasi 6,5 persen. Meski demikian, tambahnya, posisi Indonesia pada kategori negara berpenghasilan menengah akan semakin menyulitkan Indonesia dalam memperoleh pinjaman sangat lunak. "Sekarang ini saja hampir semua pinjaman sudah menggunakan skema pinjaman komersial," katanya. Asumsi Makro Sementara itu, data pemerintah menunjukkan realisasi asumsi makro Indonesia hingga Mei 2008 menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen, dengan tingkat inflasi 10,4 persen, suku bunga SBI 3 bulan 8,1 persen. Untuk nilai tukar Rp9.254 per dolar AS, harga minyak mentah Indonesia (ICP) 104,8 dolar AS per barel, lifting ICP 922,5 ribu barel perhari, dan volume konsumsi BBM 16,4 juta kiloliter, serta volume konversi BBM ke gas sebesar 0,19 juta kiloliter Target asumsi makro dalam APBN P 2008 adalah pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen, dengan tingkat inflasi 6,5 persen, suku bunga SBI 3 bulan 7,5 persen, nilai tukar Rp9.100 per dolar AS, harga minyak mentah Indonesia (ICP) 95 dolar AS per barel, lifting ICP 927 ribu barel perhari, dan volume konsumsi BBM 35,5 juta kiloliter, serta volume konversi BBM ke gas sebesar 2,0 juta kiloliter. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008