Jakarta (ANTARA News) - Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) selama Januari-Mei 2008 anjlok 68,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dari Rp18,62 triliun menjadi Rp5,91 triliun. "Diperkirakan dalam 6-9 bulan ke depan akan terjadi penundaan realisasi untuk komitmen investasi 2007. Calon investor dan investor menghitung ulang rencana investasinya berkenaan dengan kenaikan harga BBM," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M. Lutfi, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, di Jakarta, Senin. Menurut dia, penurunan itu tidak perlu dikhawatirkan sepanjang nilai koreksinya terkendali dan tidak signifikan. "Hal tersebut sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan karena kecenderungan nilai investasi dan ekonomi yang terkoreksi itu merupakan gejala global," ujarnya. Lutfi menambahkan pengalaman serupa pernah dialami saat pemerintah menaikkan harga BBM pada 2005, nilai investasi turun hingga 30 persen, namun pada 2007 melonjak tiga kali lipat dibanding 2005. Menurut Lutfi, nilai realisasi investasi asing (PMA) tumbuh 164,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari Rp33,30 triliun (3,7 miliar dolar AS) menjadi Rp88,02 triliun (9,78 miliar dolar AS) Secara total, nilai realisasi investasi lima bulan pertama 2008 tumbuh 80,9 persen, dari Rp51,92 triliun menjadi Rp93.93 triliun atau dari 5,77 miliar dolar AS menjadi 10,44 miliar dolar AS. "Meski realisasi investasi Januari-Mei 2008 naik dari Rp51,7 triliun menjadi Rp93,9 triliun atau tumbuh 80,9 persen, namun minat investasi turun sebesar 59,9 persen jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya," tuturnya, tanpa merinci data persetujuan investasi yang turun itu. Berdasarkan data BKPM, realisasi PMDN tertinggi terjadi pada industri makanan senilai Rp1,439 triliun (16 proyek), industri logam, mesin dan elektronik senilai Rp1,493 triliun (16 proyek), sektor tanaman pangan dan perkebunan senilai Rp383,7 miliar (satu proyek), sektor listrik, gas dan air senilai Rp305 miliar (dua proyek) dan industri tekstil senilai Rp211,1 (tujuh proyek). Nilai realisasi PMA selama Januari-Mei 2008 tertinggi terjadi pada sektor transportasi, gudang dan komunikasi 6,549 miliar dolar AS (13 proyek), industri logam, mesin dan elektronik 499,4 juta dolar AS (47 proyek), industri kendaraan bermotor dan transportasi lainnya 431,9 juta dolar AS (18 proyek) sektor perdagangan dan reparasi 357,5 juta dolar (135 proyek), industri kertas dan percetakan 292,2 juta dolar (11 proyek). Realisasi PMDN terbanyak terjadi di propinsi Banten Rp1,411 triliun (16 proyek), Jawa Barat Rp1,109 triliun (18 proyek), Jawa Timur Rp663,9 miliar (13 proyek), Lampung Rp650 miliar (satu proyek), dan DKI Jakarta Rp531,5 miliar (18 proyek). Realisasi PMA terbanyak terjadi di propinsi DKI Jakarta 7,026 miliar dolar (159 proyek), Jawa Barat 1,549 miliar dolar (136 proyek), Banten 278,2 juta dolar AS (44 proyek), Riau 245,1 juta dolar (6 proyek), Jawa Timur 186,2 juta dolar AS (25 proyek). Negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Indonesia adalah Mauritius 6,477 miliar dolar AS (3 proyek), Jepang 827,9 juta dolar AS (57 proyek), Singapura 600,9 juta dolar AS (64 proyek), Malaysia 228,5 juta dolar AS (30 proyek), dan Jerman 151,4 juta dolar AS (8 proyek). (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008