Pulang Pisau (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah bersama pihak terkait melakukan pengecekan ke lapangan dan memastikan sumur bor yang diduga fiktif yang ditemukan di Desa Henda, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, bukan milik Badan Restorasi Gambut (BRG).
"Berdasarkan hasil pengecekan kami, ternyata dugaan sumur bor fiktif itu tidak masuk dalam titik koordinat pembangunan sumur bor yang dilaksanakan oleh Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMP)," kata Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Tengah Arianto di Pulang Pisau, Selasa.
Pihak UMP bersama Masyarakat Peduli Api (MPA) dan BRG, DLH, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lanjutnya, telah melakukan pengecekan lapangan di sejumlah titik yang terdapat sumur bor yang diduga fiktif, hingga sumur bor yang merupakan proyek dari BRG. Bahkan sumur bor yang pembangunannya dilaksanakan oleh UMP langsung diuji dan semuanya berfungsi.
Baca juga: BRG siapkan pengembangan sumur bor di Musi Banyuasin
Selain tim dari BRG dan DLH, pengecekan juga melibatkan pihak UMP, Masyarakat Peduli Api (MPA) desa setempat, lembaga swadaya masyarakat serta sejumlah awak media. Melalui pengecekan itu, telah dibuktikan dan diklarifikasi, bahwa dugaan sumur bor fiktif nyatanya bukan proyek BRG.
Ketua Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri menjelaskan dugaan sumur bor fiktif itu berada di luar kawasan titik koordinat pembangunan sumur bor yang tertera di peta milik BRG. Sebab setiap sumur bor yang dibangun, semuanya memiliki titik koordinat.
"Kami tidak tahu indikasinya apa, apakah untuk membuat berita negatif atau tidak. Kami pun tidak bisa menduga siapa yang melakukannya. Yang jelas ini menambah kewaspadaan kami terhadap hal-hal serupa kedepannya," ungkapnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kalimatan Tengah itu mengaku baru kali ini menemukan dugaan sumur bor fiktif seperti itu. Kemudian pihaknya juga mempersilakan apabila pihak lain ingin melakukan pembangunan sumur bor, hanya saja diharapkan dilakukan koordinasi dengan pihaknya maupun BRG.
Baca juga: BRG siapkan pengembangan sumur bor di Musi Banyuasin
Jika ada pembangunan sumur bor oleh pihak lain diluar BRG, diharapkan memiliki standar yang sama. Sebab jika standarnya berbeda dan saat digunakan menggunakan peralatan pendukung lainnya yang tidak sama, maka petugas di lapangan akan kesulitan dalam pemanfaatannya.
Adapun spesifikasi sumur bor BRG, yakni pipa galvanis atau non galvanis, ukuran pipa 1,5 inci, menggunakan elbow atau siku. Rata-rata kedalaman sumur antara 16-20 meter pada kedalaman gambut dua hingga empat meter.
"Saat ini ada sekitar 3.225 sumur bor BRG yang terbangun di Kalteng dengan dana keseluruhan sekitar Rp15 miliar," ungkapnya saat jumpa pers sumur bor di proyek restorasi gambut.
Baca juga: BRG bangun 400 sumur bor di Sumsel
Baca juga: BRG bangun 50 sumur bor di lahan gambut Tanjung Jabung Timur
Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019