“Saya seorang tokoh muda sering bertemu beliau saat menjadi presiden, karena beliau tidak memiliki wakil presiden kala itu,” kata Nadjamuddin.
Sosok Presiden ketiga Indonesia itu dinilai Najamuddin sangat mengapresiasi anak muda saat memimpin hampir dua tahun itu. Para anak muda sangat merasakan betapa hadirnya sosok presiden yang sangat peduli dengan pengerahan potensi akademik dan intelektualitas mereka.
“Seorang bapak yang tidak pernah memiliki dendam terhadap anak bangsa, yang pantas disebut sebagai bapak demokrasi,” ujar Nadjamuddin.
Juga baca: Habibie wafat - Jenazah tiba di rumah duka
Juga baca: Tokoh Muda Sulut : Habibie bukti kecerdasan intelektual
Juga baca: Habibie wafat akan dimakamkan di TMP Kalibata
Menurut Nadjamuddin saat kepemimpinan Habibie banyak tahanan politik yang dibebaskan tanpa pandang bulu dan tidak ada tersisa satu pun di dalam penjara.
Nadjamuddin mengatakan MUI turut berduka-cita, semoga Allah SWT mengampuni dan memaafkan dosa-dosa beliau, memberikan rahmat dan kesejahteraan serta memperoleh husnul khatimah, dilapangkan kuburnya dan ditempatkan di surga.
Habibie meninggal dunia dalam usia 83 tahun pukul 18.05 di RSPAD Gatot Subroto di Jakarta pada Rabu. Menurut putranya, Thareq Kemal Habibie, dia berpulang karena faktor usia.
Habibie yang lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936 itu wafat akibat masalah pada jantungnya. Jenazah telah dibawa menuju rumah duka di Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu malam.
Pewarta: Fauzi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019